BANDUNG ( KONTAK BANTEN) Aksi menolak kenaikan BBM subsidi dilakukan Persatuan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Kota Bandung dengan melakukan long march dan unjuk rasa
di depan Gedung Sate Jl Diponegoro Kota Bandung, Senin (5/9). Jika tak
ada respons dari pemerintah, mereka akan menggelar aksi yang lebih
besar.Koordinator lapangan aksi demonstrasi, Harry Ahmad Gunawan mengatakan,
aksi tersebut diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa. Mereka menyampaikan
penolakan kenaikan BBM bersubsidi dengan berbagai cara.
"Anggota
dan kader melakukan penyampaian-penyampaian aspirasi dan keresahan yang
disampaikan lewat orasi, puisi dan teatrikal," ucap Harry,Menurut dia, kenaikan BBM subsidi semakin membuat hidup rakyat makin
sulit, khususnya dalam hal ekonomi. Mengingat, saat ini keterpurukan
pascadihantam pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih.
"(Aksi) ini membuktikan komitmen PMII Kota Bandung terhadap keberpihakan isu kerakyatan," tegasnya.
Pada
waktu yang sama, Ketua PMII Kota Bandung, Maulana Yusuf, menilai aksi
demonstrasi dan long march ini menjadi langkah awal pihaknya dalam
menolak kenaikan harga BBM subsidi. Ia berharap aspirasi yang
disampaikan PMII segera direspons oleh Pemerintah. "Kami akan terus kawal sampai tuntas. Jika aksi massa kali ini tidak
juga dapat direspons oleh pemerintah maupun DPRD Jabar, kami siap turun
aksi kembali bersama masyarakat, khususnya para kelompok Ojek Bandung
Raya (KOBR)," tambah Yusuf.
Adapun tuntutan yang dilayangkan oleh
PMII Kota Bandung pada aksi massa kali ini adalah pertama, menolak
kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi karena akan
mengorbankan kondisi ekonomi rakyat, terutama masyarakat kelas menengah
ke bawah dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang belum
sepenuhnya pulih akibat terpaan Pandemi Covid-19,
Kedua, meminta pemerintah untuk mencabut kebijakan kenaikan tarif BBM disetiap jenisnya.
Ketiga,
mendesak pemerintah untuk memberantas mafia di sektor minyak, gas
(migas) dan pertambangan dengan melakukan penegakan hukum yang adil dan
transparan dari hulu ke hilir.
Keempat, meminta peninjauan
kembali persoalan kebijakan program BLT, karena tidak sesuai dengan
langkah solusi terhadap peningkatan dan kestabilan daya beli masyarakat,
Tak hanya itu, PC PMII Kota Bandung pun mengajukan 5 solusi bagi pemerintah terkait kondisi yang dipicu oleh kenaikan BBM.
Yaitu
memperbaiki dan memperkuat data kondisi ekonomi rakyat sehingga
penyaluran BBM bersubsidi dapat tepat sasaran, yakni kepada masyarakat
kelas menengah ke bawah dan pelaku UMKM.
Lalu membatasi penerima
manfaat BBM bersubsidi untuk jenis kendaraan tertentu seperti kendaraan
roda dua, angkutan umum dan angkutan logistik. Pembatasan BBM
bersubsidi ini harus disertai dengan pengawasan yang ketat agar tidak
terjadi kebocoran penyaluran BBM bersubsidi ke sektor industri,
pertambangan dan perkebunan.
Kemudian mengalokasikan pendapatan
yang besar (windfall income) dari kenaikan harga komoditas Sumber Daya
Alam (SDA) di pasar global seperti batubara dan sawit untuk menambal
subsidi BBM.
Selanjutnya, melakukan realokasi anggaran belanja kementerian/lembaga yang tidak produktif untuk menopang subsidi BBM.Terakhir, mendorong percepatan transisi energi dari energi fosil ke
energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan sebagai solusi
ketahanan energi jangka panjang.
0 comments:
Post a Comment