CILEGON ( KONTAK BANTEN) - Kota
Cilegon menjadi Kab/Kota pertama dan satu-satunya di Indonesia yang
memiliki Pabrik Pengelolaan Sampah Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP),
hal itu dibuktikan dengan digelarnya acara Grand Launching BBJP Plant
TPSA Bagendung bertempat di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA)
Bagendung Cilegon, Selasa (29/11).
Pabrik
Pengelolaan Sampah BBJP Plant ini dibangun atas kerjasama antara
Pemerintah Kota Cilegon dengan PT. PLN Persero yang bertujuan untuk
mendaur ulang sampah Kota menjadi hal yang lebih produktif. BBJP Plant
TPSA Bagendung ini akan menyerap sebanyak 30 ton sampah setiap harinya
yang akan diolah menjadi bahan bakar pendamping batu bara atau co-firing
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.
Dalam
pengoperasiannya, Pabrik Pengelolaan Sampah BBJP Plant ini akan
dioperasikan langsung oleh BUMD Kota Cilegon, yang untuk sementara ini
akan membuat BLUD dulu, setelahnya baru membangun BUMD dengan harapan
dapat memberikan nilai tambah melalui penyerapan tenaga kerja lokal
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kota Cilegon. Selain
itu, instalasi BBJP Plant Bagendung ini juga akan terus dikembangkan
menjadi kapasitas 300 ton per hari dan PLTU Suralaya akan menjadi
sebagai pemasok utama.
Wali
Kota Cilegon, Helldy Agustian dalam sambutannya mengatakan dukungan
masyarakat menjadi poin penting dalam pembangunan pabrik sampah ini.
"Alhamdulillah masyarakat sekitar Bagendung sangat mendukung dan
menerima dengan baik dengan adanya pabrik sampah ini, dan kami juga
telah melibatkan masyarakat sekitar untuk bekerja di Pabrik sampah ini,"
ucapnya.
Lebih
lanjut, Helldy menyampaikan tenaga kerja pabrik sampah ini akan
diprioritaskan untuk masyarakat sekitar. "Saat ini sudah ada 15
masyarakat bagendung yang telah bekerja di sini dan kedepannya mungkin
akan bertambah, kami sangat memproritaskan masyarakat sekitar untuk
bekerja disini, selain itu kami juga telah berkolaborasi dengan pemungut
sampah dan lainnya," ujarnya.
Sementara
itu, Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa
BBJP Plant sebagai Energi Baru Terbarukan yang berbeda dengan Batu Bara.
"Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) ini merupakan Energi Baru Terbarukan
(EBT) dimana sangat berbeda dengan batu bara, kalau batu bara itu
diambil dari perut bumi dan dibakar sehingga dapat menambah emisi Co2
atau gas rumah kaca," ungkapnya.
Darmawan
juga mengungkapkan kehadiran BBJP Plant ini dapat membantu PLN dalam
mendapatkan kepastian pasokan biomassa untuk bahan baku co-firing
sehingga dapat menghemat ongkos produksi karena bisa memproduksi
biomassa secara mandiri. "Program pemanfaatan sampah menjadi energi di
Cilegon saat ini menjadi yang terbesar dan ini sangat membantu PLN dalam
memperoleh biomasa untuk bahan baku co-firing, kami juga telah menyiapkan pilot plant dengan 5 ton per hari yang berlokasi di Medan dan Balikpapan, dimana totalnya ada 5 lokasi," jelasnya.
"Lebih
penting lagi, kami bangga dengan adanya BBJP di Cilegon, ini bahan
bakar berbasis pada kekuatan rakyat karena yang bekerja rakyat sekitar
sini diberdayakan," sambungnya.
Di
kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Indonesia Power Edwin Nugraha
Putra mengatakan PLN Indonesia Power akan terus berkomitmen dalam
pengembangan pengelolaan sampah menjadi energi. "Dengan metode biodrying,
PLN Indonesia Power telah melakukan riset terkait pengolahan sampah
menjadi bahan bakar sejak tahun 2018. Nantinya BBJP ini untuk cofiring
pada PLTU, dengan kata lain sampah di TPSA Bagendung ini akan diolah
menjadi biomassa substitusi batu bara sebagai bahan bakar di PLTU,"
jelasnya.
Edwin
juga menjelaskan jika Pengelolaan sampah menjadi BBJP ini dapat
membangun kesadaran masyarakat bahwa sampah bukan saja untuk dibuang di
TPA, namun juga dapat dimanfaatkan menjadi rupiah. "Dengan adanya
program ini dapat menggerakkan komoditas masyarakat sekitar dengan
membangun kesadarannya bahwa sampah dapat diolah oleh masyarakat dan
bukan saja untuk dibuang di TPA, namun juga dapat dimanfaatkan hingga
menjadi rupiah dimana dari potensi 30 ton sampah per hari terdapat
potensi omzet sebesar Rp. 6.661.450 per hari, namun untuk saat ini belum
ada kontrak dalam penjualan biomassa ini," tegasnya.
Turut
hadir dalam peresmian tersebut, Direktur Manajement Proyek dan EBT
Wiluyo Krisdwiharto, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim, Plt Kepala
Dinas ESDM Provinsi Banten Dery Dariawan, Perwakilan Deputi KSP RI
Triyoko, Unsur Forkopimda Provinsi Banten, Unsur Forkopimda Kota Cilegon
serta tokoh masyarakat Bagendung.
0 comments:
Post a Comment