JAKARTA ( KONTAK BANTEN)Menteri Kesehatan (Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia saat ini kekurangan dokter spesialis. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 277.432.360 jiwa, dokter spesialis kurang hingga 25 ribuan.
"Ketersediaan dokter spesialis 51.949 dokter, target rasio 0,28: 1.000. Kekurangan 25.732 dokter spesialis," kata Budi dalam paparannya di rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Jakarta, Rabu (8/2).
Sementara untuk dokter, saat ini tersedia sebanyak 175.662 dokter. Dengan target rasio rasio 1:1.000 jumlah penduduk Indonesia, maka kekurangan dokter mencapai angka 101.770.
"Saya mau di-argue (dibantah), bilang Pak Menkes dokternya bukan 1 per 1000, tapi kalau saya Google World Bank, websitenya WHO itu semuanya 1:1.000. Bapak nggak bisa bandingin sama negera Singapura yang sudah 3 (perbandingannya), ya kita saja sama Vietnam kalah, sama Filipina kalah, sama Thailand, sama Malaysia apalagi," ungkap Budi.
"Sama Timor Leste perbandingan dokter per populasinya lebih banyak Timor Leste," imbuh Budi.
Budi juga menyebut sedang berdiskusi dengan dokter-dokter di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) soal masalah dokter spesialis ini. Menurut kebutuhan dokter spesialis di Indonesia harus segera dipenuhi.
"Saya lagi berdiskusi dengan teman-teman di IDI, nggak ada niatan saya untuk mengurangi income mereka. Tapi niat saya untuk melayani masyarakat, emang dokternya kurang," katanya.
Kalau dokter tidak kurang, kata Budi, tidak akan ada kasus-kasus ibu hamil susah mencari dokter kandungan saat akan melahirkan hingga akhirnya anaknya meninggal. Pasien tidak harus menunggu berjam-jam untuk bisa mendapatkan penanganan dari dokter spesialis karena jaraknya tinggalnya yang jauh.
"Kalau nggak (ada dokter spesialis) kan susah, saya beli alat nanti nggak ada dokternya, nanti aku diaudit juga. Tapi kalau kita nungguin ini kan kelamaan juga, kasihan masyarakat, yang meninggal (karena) jantung itu 250 ribu yang tercatat, mungkin realitasnya 500-600 ribu," ucap Budi.
Untuk melahirkan dokter-dokter spesialis, Kemenkes perlu berkoordinasi dengan Kemendikbud untuk memperbanyak Fakultas Kedokteran di Indonesia. Secara umum Indonesia masih kekurangan dokter spesialis dan masih rendahnya supply dokter spesialis. Sementara ini hanya 20 dari 92 Fakultas Kedokteran yang memiliki Program Studi Dokter Spesialis.
"Jadi kita minta tolong dibuka FKnya, tolong dibuka juga spesialisnya jangan 20 dari 92, tolong dong diperbanyak," ucap Budi.
"Masa kita sudah merdeka 77 tahun begini terus," imbuh Budi.
Gambaran kekurangan dokter spesialis 2023 yang dipaparkan Menkes:
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Jumlah spesialis: 1.821
Kekurangan Spesialis: 953
Lulusan per tahun: 180
Durasi pemenuhan: 7 tahun
Saraf/Neurologi
Jumlah spesialis: 2.563
Kekurangan Spesialis: 211
Lulusan per tahun: 154
Durasi pemenuhan: 4 tahun
Ilmu Kesehatan Anak
Jumlah spesialis: 5.428
Kekurangan Spesialis: 2.895
Lulusan per tahun: 280
0 comments:
Post a Comment