TANGSEL ( KONTAK BANTEN) Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto berbicara mengenai politik uang di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Di hadapan ratusan warga Tangsel yang hadir dalam acara Tabligh Akbar di Mapolres Tangsel, Senin 31 Juli 2023 malam, Karyoto sempat melontarkan pertanyaan kepada warga terkait politik uang.
“Kira-kira kalau dikasih Rp 1 juta per suara, mau tidak?,” tanya Karyoto. Spontan, sejumlah warga menjawab “Mau”. Mendengar jawaban warga, Karyoto sempat diam sejenak lalu menegaskan bahwa pemberian uang oleh calon Presiden, calon kepala daerah atau caleg saat Pemilu adalah bentuk suap.
“Padahal Pak Habib, kalau menerima suap itu dosa ya. Suap yang tidak dosa itu hanya pada saat acara penganten, suami menyuapkan istri, istri menyuapkan suami. Selain itu dosa,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan warga.
Karyoto mengatakan, warga harus menyadari bahwa politik uang adalah pintu masuk pejabat untuk korupsi. Ia menegaskan, setelah membayar suara-suara warga dan menang, maka pejabat tersebut akan berupaya mengembalikan modal besar mereka saat Pemilu dulu dengan korupsi uang negara.
“Oleh karena itu saya mengimbau kepada saudara-saudara semua gunakan hak pilih ini dengan benar dan baik untuk menciptakan pemimpin yang bersih,” ucapnya.
Karyoto mengatakan, andai saja masyarakat telah memahami arti penting hak suaranya untuk memilih calon pemimpin yang amanah dan anti disuap, ia bisa memprediksi Indonesia bebas korupsi.
“Kalau andai kata manusia-manusia Indonesia itu tidak bisa disuap, mungkin suatu saat kita bisa mengatakan negara kita bebas korupsi,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Karyoto juga berpesan kepada warga masyarakat untuk mejaga keamanan saat Pemilu nanti.
“Jangan sampai beda pilihan, beda warna kaos, kita nanti jadi bermusuhan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Mari kita sama-sama pahami dan belajar untuk menjadi manusia-manusia benar dan baik,” tandasnya. (*)
0 comments:
Post a Comment