Oleh. Mariyatul Qibtiyah, S.Pd.
Kapitalisme Menciptakan Kemiskinan Sistemis dan Sikap Individualis
Ada beberapa faktor yang menyebabkan sistem kapitalis menciptakan kemiskinan sistemis. Pertama, penguasa tidak bertindak sebagai raa’in. Sistem ekonomi kapitalis memberikan peluang kepada setiap orang untuk melakukan usaha dalam mendapatkan materi. Sebab, sistem ini mengakui kebebasan kepemilikan. Maka, siapa pun dia, berhak untuk memiliki apa pun yang diinginkannya, dengan cara bagaimana pun yang dia kehendaki. Akibatnya, akan terjadi pertarungan antara yang kuat dan lemah. Sebagaimana yang terjadi dalam hukum rimba, yang kuat akan memangsa yang lemah. Akibatnya terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi.
Karena itu, sistem ini akan memunculkan sikap individualis pada manusia. Mereka hanya memikirkan kepentingan sendiri dan tidak peduli pada orang lain. Yang penting bagi mereka adalah terpenuhinya berbagai keinginan mereka.
Dalam hal ini, penguasa hanya berperan sebagai regulator. Ia hanya mengatur agar semua kegiatan ekonomi berjalan lancar. Dapat dikatakan bahwa penguasa hanya menjadi penonton pertarungan di rimba kapitalisme yang kejam. Maka, rakyat harus bertahan hidup dengan kekuatan dan usaha mereka sendiri.
Tidak heran, jika kemudian banyak bermunculan solusi-solusi aneh dari penguasa saat rakyat menghadapi kesulitan. Ketika harga daging naik, rakyat diminta untuk makan siput. Saat harga minyak goreng naik, rakyat dianjurkan untuk merebus saja makanan yang hendak mereka konsumsi. Yang terbaru, ketika pertamaks naik, rakyat diminta jalan kaki atau naik sepeda ontel. Semua solusi itu menunjukkan bahwa mereka telah melepaskan tanggung jawab sebagai pihak yang seharusnya mengurusi rakyat.
Kedua, sistem ekonomi kapitalis berbasis ekonomi nonriil. Karena itu, dalam negara yang menerapkan sistem ini, usaha berbasis riba berkembang dengan pesat. Bank konvensional banyak bermunculan. Begitu pula dengan pinjaman-pinjaman riba lainnya. Sementara itu, ekonomi yang riil akan macet.
Ketiga, korupsi yang tinggi. Kapitalisme akan menyebabkan tingginya korupsi. Untuk menjadi penguasa, seseorang membutuhkan dana yang sangat besar. Mulai dari biaya pendaftaran, ongkos kampanye, dan sebagainya. Dana yang besar itu mereka dapatkan dari para pengusaha yang mendukung mereka. Ketika mereka telah menduduki jabatan, mereka akan melakukan berbagai cara, termasuk korupsi untuk mengembalikan modal mereka.
Di negara-negara yang menerapkan sistem kapitalis, semua ini jamak terjadi. Termasuk di negara Paman Sam, Amerika Serikat. Meskipun negara ini tampak makmur, tetapi banyak rakyatnya yang miskin. Badan sensus AS menyatakan bahwa ada 27 juta orang dewasa yang mengaku bahwa terkadang mereka kekurangan bahan pangan dalam sepekan. Kesenjangan ekonomi di sana juga sangat lebar. Pandemi akibat Covid-19 semakin memperlebar jurang antara si miskin dan si kaya.
Sistem Islam Menjamin Kesejahteraan bagi Semua
Apa yang terjadi saat ini, tidak akan muncul ketika Islam diterapkan. Sistem Islam menjamin hak setiap warga negaranya. Baik muslim maupun nonmuslim. Baik berupa kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Sebab, negara bertindak sebagai raa’in yang akan mengurus seluruh kepentingan warga negaranya. Hal ini sesuai dengan riwayat Imam Bukhari yang menyatakan bahwa setiap imam bagaikan penggembala. Ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya.
Karena itu, pemimpin yang memahami hal ini tidak akan memperkaya diri dan keluarganya. Justru sebaliknya, seperti yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Saat diangkat menjadi khalifah, beliau mengembalikan seluruh hartanya serta harta istrinya ke baitulmal. Kemudian, mereka tinggal di rumah sederhana yang dibangun dari uang pribadi.
Di samping itu, sistem Islam juga menciptakan pribadi-pribadi yang peduli pada orang lain. Kewajiban membayar zakat merupakan salah satu mekanisme yang memunculkan sikap peduli itu. Di samping membayar zakat, mereka juga dianjurkan untuk memberi sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Salah satunya disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani. Beliau saw. bersabda,
ما آمن بي من بات شعبان وجاره جاىٔع الى جنبه وهو يعلم
”Tidaklah beriman kepadaku, orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedangkan tetangganya kelaparan hingga ke lambungnya, padahal ia mengetahuinya.”
Demikianlah, penerapan sistem Islam akan menciptakan pribadi yang memiliki empati pada kesulitan yang dihadapi oleh orang lain. Inilah sistem hidup yang seharusnya kita terapkan. Bukan sistem yang hanya mementingkan kepentingan sendiri seperti yang diterapkan saat ini.
Wallaahu a’lam bishshawaab.[]
0 comments:
Post a Comment