Pemimpin Malaysia dan Mesir pada Jumat menolak rencana apa pun untuk memindahkan warga Palestina di Jalur Gaza.
Perdana
Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Jumat (14/2) malam mengatakan bahwa
dirinya berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan
mendiskusikan situasi kemanusiaan dan upaya rekonstruksi di Gaza.
"Presiden
El-Sisi dan saya dengan tegas menolak upaya apa pun untuk memaksa warga
Palestina keluar dari Gaza, karena aksi semacam itu akan merusak
perjuangan Palestina dan upaya untuk mendirikan negara Palestina yang
merdeka," kata Anwar di X.
Dia memuji dukungan Mesir yang
berkelanjutan dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan medis bagi
warga Palestina yang menderita akibat perang genosida Israel.
"Kami
mendiskusikan upaya gabungan Jepang dan Malaysia berdasarkan inisiatif
Kerja Sama Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) untuk
membangun kembali Gaza, seraya menegaskan bahwa solidaritas
internasional yang lebih kuat penting untuk bantuan yang lebih efektif
dan bermakna bagi Palestina," katanya menambahkan.
Mesir
mengatakan pada pekan ini bahwa mereka tengah menggarap "visi
komprehensif" bagi rekonstruksi Gaza, yang hancur akibat serangan gencar
bom Israel selama 15 bulan, tanpa mengusir warga Palestina dari wilayah
itu.
Yordania dan Mesir menghadapi tekanan yang kian meningkat
dari Amerika Serikat untuk menerima warga Palestina setelah Presiden AS
Donald Trump menyerukan upaya untuk menguasai Gaza dan merelokasi warga
Palestina ke negara-negara di kawasan itu -- sebuah gagasan yang
ditentang oleh warga Palestina dan para pemimpin negara-negara Arab.
Trump
menyambut Raja Yordania Abdullah di Gedung Putih pada Selasa dan
memperbarui tuntutannya agar warga Gaza direlokasi, dan daerah kantong
itu dikontrol oleh AS dan dikembangkan kembali sebagai objek wisata.
0 comments:
Post a Comment