Saturday, 1 March 2025

Puasa, Refleksi Hidup Sederhana Membangun Ekosistem Antikorupsi

 

  Bagi umat Islam, bulan suci Ramadhan 2025 dengan kandungan ibadah puasa di dalamnya memiliki banyak penamaaan yang berorientasi pada pembentukan karakter.

Pelaksanaan ibadah ini diharapkan memberikan perubahan dalam perilaku hidup umat Islam sehari-hari. Bulan Ramadhan seharusnya tidak dimaknai sebagai ritual rutin yang hampa makna.

Selama menjalankan ibadah puasa, umat Islam didik menahan lapar dan dahaga, seperti yang dirasakan kaum dhuafa. Orang yang berpuasa diajarkan untuk menahan hawa nafsunya dari sikap serakah, termasuk serakah terhadap harta benda.

Ramadhan dalam dimensi kehidupan sejatinya tak hanya mampu membangun pribadi muttaqin sebagai manifestasi sikap seorang hamba kepada Sang Khalik, tetapi juga mampu menumbuhkembangkan kepekaan sosial terhadap sesama.

Dalam aktivitas berpuasa selama Ramadhan, kita digembleng untuk bisa berempati terhadap nasib kaum dhuafa yang terus dihimpit ketidakberdayaan akibat beratnya persoalan hidup yang mesti ditanggungnya.

Ibarat kawah candradimuka, Ramadhan bisa menjadi media yang tepat untuk membakar kecongkakan dan keangkuhan, hingga akhirnya menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak terpesona dengan kilauan harta benda.

Di sinilah dibutuhkan pemahaman ibadah puasa secara kaffah. Jangan sampai ibadah puasa hanya diartikan sekadar menahan rasa lapar dan dahaga semata.
Penghayatan makna ibadah puasa secara transedental yang meliputi pencerapan makna puasa fisik-batiniah, harus dibarengi perilaku sosial yang membawa pencerahan setiap makhluk hidup dan lingkungan di sekitar kita.

Jika puasa gagal mencegah seorang muslim untuk berbuat yang bisa mengakibatkan kesengsaraan kaum papa seperti korupsi, kolusi, nepotisme, dan kejahatan-kejahatan sosial lainnya, ibadah itu hanyalah ritual rutin hampa makna.

Ini sesuai sabda Nabi, berapa banyak dari orang-orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga.

Pendidikan Preventif

Korupsi di Indonesia sudah merajalela dalam setiap lini kehidupan. Para pelakunya seakan-akan tidak takut akan akibat yang telah diperbuatnya. Sampai-sampai anggaran kegiatan kegamaan pun dikorupsi, itu menandakan begitu akutnya penyakit korupsi.

Berbagai cara telah ditempuh untuk mencegah tindakan korupsi tapi sepertinya tidak menjadi ampuh karena korupsi sudah terstruktur, sistematis dan masif. Korupsi di Indonesia ibarat dipangkas satu tumbuh seribu.

Tapi pada dasarnya, semua cara yang dilakukan tersebut hanyalah mampu mengatasi gejala (symptom) tanpa mengatasi akar penyebab (root cause), yaitu mindset korupsi. Oleh karena itu, Islam mengajarkan puasa sebagai salah satu cara memberantas perilaku korupsi dengan lansung pada pangkalnya yaitu memerangi nafsu korupsi dengan puasa.

Nafsu itu dapat diumpamakan binatang liar yang harus dikembalikan agar ia tidak semakin buas. Salah satu musuh terbesar dalam diri manusia adalah hawa nafsunya yang mengguring manusia untuk melakukan kejahatan termasuk korupsi.

Hawa nafsu sering dijadikan oleh manusia sebagai penjajah bagi dirinya sendiri. Bahkan, hawa nafsu sering dijadikan sebagai tuhan yang disembah dan dituruti dengan segala macam perintahnya.

Alqur’an menyebutkan tentang orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan, dan karena itu tersesat dan mati hatinya untuk menerima kebenaran.

Orang-orang ini hanya mengakui kehidupan dunia. Mereka tidak percaya pada kehidupan akhirat, dan hanya waktu yang akan membinasakan mereka. (QS 45:23-24).

Ada sebuah kisah menarik yang dapat memberikan pelajaran bagaimana sifat-sifat jujur ditanamkan, hal tersebut terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.

Suatu hari beliau melakukan perjalanan dari Madinah ke Mekah. Di tengah perjalan beliau berjumpa dengan seorang anak gembala yang tampak sibuk mengurus kambing-kambingnya.

Seketika itu muncul keinginan Khalifah untuk menguji kejujuran si gembala. Khalifah Umar berkata, “Wahai Anak Pegembala, jualah kepadaku seekor kambingmu.” “Aku hanya seorang budak, tidak berhak menjualnya,” jawab Si Pengembala.

“Katakan saja nanti kepada tuanmu, satu ekor kambingmu dimakan serigala,” lanjut Khalifah. Kemudian Si Pengembala menjawab dengan sebuah pertanyaan, “Lalu, di mana Allah?”

Khalifah Umar tertegun karena jawaban itu. Sambil meneteskan air mata ia pun berkata, “Kalimat ‘di mana Allah’ itu telah memerdekakan kamu di dunia ini, semoga dengan kalimat ini pula akan memerdekakan kamu di akhirat kelak.”

Kisah di atas merupakan gambaran pribadi yang jujur, menjalankan kewajiban dengan disiplin yang kuat, dan tidak akan melakukan kebohongan walau diiming-imingi dengan keuntungan materi.

Demikian juga hal ini terjadi pada seorang muslim yang lagi menjalankan puasa. Dia akan berlaku jujur dan menjalankan disiplin yang kuat, tidak melakukan kebohongan walau sebenarnya dia bisa melakukannya, misalnya makan atau minum, namun karena dia beriman bahwa puasanya hanya karena Allah maka dia bisa menahan dirinya.

Puasa, sejujurnya merupakan metode pendidikan yang paling efektif untuk menumbuhkan semangat solidaritas sosial, kedisiplinan, sikap kejujuran dan anti korupsi.

Bila lembaga pendidikan formal saat ini dinilai sebagian pihak telah gagal mengajarkan para peserta didiknya memiliki sifat kejujuran, karena terbukti masih maraknya kasus-kasus korupsi di negeri ini.

Maka melalui ibadah puasa Ramadhan ini diharapkan dapat memunculkan kesadaran diri manusia untuk bersikap selalu jujur, berdisiplin dan mempunyai solidaritas sosial yang tinggi.

Sehingga ibadah puasa dijadikan wahana ampuh sebagai proses pendidikan anti korupsi.

Secara reflektif-filosofis, ibadah puasa bisa menjadi wahana pendidikan anti korupsi. Puasa bisa menjadi pemantik dalam pemberantasan korupsi yang kian menggila itu.

Jika ibadah puasa dijalankan atas dasar kesungguhan hati bukan berdasar paksaan (rekayasa sosial), nilai-nilai relijiusitasnya mampu memangkas budaya korupsi.

Sebab substansi ibadah puasa mengajarkan pada manusia untuk selalu bersikap jujur, solider dan setia kawan.

Di sinilah dibutuhkan pemahaman ibadah puasa secara kaffah. Jangan sampai ibadah puasa hanya diartikan sekadar menahan rasa lapar dan dahaga semata.
Penghayatan makna ibadah puasa secara transedental

 

Share:

0 comments:

Post a Comment

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

IDUL FITRI 1446 H

IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support