![]() |
PANDEGLANG KONTAK BANTEN – Seba Baduy adalah upacara adat tahunan di mana masyarakat Baduy atau warga kanekes, ada pesan penting yang ditipkan kepada pemerintah dan masyarakat luas, terutama terkait pelestarian alam dan lingkungan.
Upacara ini juga menjadi momen untuk menjalin silaturahmi dan rasa syukur atas hasil bumi setelah panen. Jaro Saidi megatakan, ia berharap Pemerintah Daerah bisa menjaga pelestarian alam.
“Urang nitipkeun gunung karang, sumur tujuh, pulosari, ranca moyan, gantarawang, rawa bedil, batu quran, cikaduen jeung sangiang sirah,” ungkap jaro Saidi dalam ritual seba nya di Pendopo Pandeglang, Sabtu (3/5/2025).
Menurutnya, jika kelestarian alam dijaga, tentu akan dijauhkan dari bencana dan marabahaya.
“Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salegok,” ujarnya.
Ini adalah ungkapan dalam tradisi Seba Baduy yang memiliki makna fleksibilitas dan adaptasi dalam hidup. Frasa ini berarti bahwa masyarakat Baduy harus mampu beradaptasi di berbagai situasi, baik di lingkungan air (cai) maupun di daratan (darat), serta mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.
Memyambut seba baduy di Pendopo, Bupati Dewi mengatakan menjaga kelestarian alam adalah tugas bersama agar alam tetap lestari.
“Dengan menjaga kelestarian alam tentu akan memberikan dampak yang positif, dapat mengurangi polusi udara, air, dan tanah,” ungkapnya.
Bupati Dewi juga mengucapkan terimakasih, dengan tradisi seba baduy ini mengingatkan akan pentingnya menjaga sebuah kearifan lokal, pelestarian alam dan budaya.
“Mari kita jaga bersama apa yang menjadi warisan budaya kita, dengan kita menjaga tatanan alam dan lingkungan dapat mengembangkan kesadaran lingkungan dan mempromosikan perilaku yang berkelanjutan,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment