JAKARTA,KONTAK BANTEN –Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025. Penyebabnya, sikap investor, yang wait and see akibat ketidakstabilan perekonomian global, telah menyebabkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) hanya sebesar 2,12 persen year-on-year (yoy) pada triwulan I 2025. “Besaran Produk Domestik Bruto atau PDB pada triwulan I 2025 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah sebesar Rp5.665,9 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) adalah Rp3.264,5 triliun,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin, (5/5/2025).
Lebih jauh Amalia menjelaskan pertumbuhan PMTB tersebut melambat dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya atau triwulan IV 2024 sebesar 5,03 persen yoy, maupun pencapaian triwulan I 2024 sebesar 3,78 persen yoy. “PMTB relatif melambat karena investor kemungkinan masih wait and see dengan perkembangan ekonomi global dan biasanya memang awal tahun juga relatif tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan kuartal-kuartal berikutnya,” terangnya.
Dikatakan Amalia, penyebab melambatnya pertumbuhan PMTB secara kuartalan (quarter-to-quarter/q-to-q) dibandingkan triwulan IV 2024 adalah penurunan permintaan di seluruh jenis barang modal. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa PMTB masih tumbuh positif secara tahunan berkat peningkatan impor barang modal, khususnya jenis mesin dan kendaraan.
Lebih lanjut, Amalia menjelaskan subkomponen PMTB yang tetap tumbuh kuat adalah mesin dan perlengkapan serta kendaraan. Selain itu, investasi bangunan gedung juga masih tumbuh dengan baik. “Mesin dan perlengkapannya tumbuh positif sekitar 7,95 persen (yoy) dibandingkan dengan kuartal I 2024. Nah, bangunan ini (tumbuh) relatif melambat 1,35 persen (yoy),” ujarnya.
Walaupun sejumlah subkomponen mengalami pelemahan pertumbuhan, ia menyatakan perlambatan pertumbuhan PMTB tersebut tidak separah kuartal lainnya selama lima tahun terakhir, misalnya pertumbuhan PMTB pada triwulan I 2023 sebesar 1,53 persen yoy.
0 comments:
Post a Comment