Taufik A. Gani, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi (P3SMPT) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk intervensi untuk meningkatkan kecakapan literasi masyarakat Indonesia yang masih mengalami ketimpangan. Melalui program ini, mahasiswa sebagai agen yang dinamis didorong untuk menjadi jembatan antara buku-buku yang selama ini hanya tersimpan rapi di rak dengan masyarakat yang membutuhkan akses literasi.
“Buku yang masih tersusun rapi di rak agar dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga akan ada timbul dan naiknya kecakapan literasi dari menulis, membaca, berhitung, dan bercerita,” ucap Taufik.
Taufik juga menyampaikan apresiasi kepada Untirta yang menjadi universitas pertama menyatakan kesiapan mengikuti program KKM Literasi ini, bahkan dalam situasi efisiensi anggaran nasional. ia juga menjelaskan bahwa program KKM Literasi ini akan terus berkelanjutan tergantung pada alokasi anggaran dari kementerian terkait.
“Untirta menunjukkan dukungan yang kuat, sehingga Untirta yang paling banyak ada 100 desa mungkin kalau tidak salah. Kalau tidak ada efisiensi, mungkin lebih banyak lagi,” ucap Taufik.
Muhammad Ekadiaz Pradana, mahasiswa program studi (prodi) Bimbingan dan Konseling dari kelompok 1, menyampaikan bahwa kelompoknya ditempatkan di Desa Muara Ciujung Barat, Rangkasbitung. Ia mengatakan bahwa persiapan kelompoknya dilakukan dalam waktu singkat.
“Persiapan kami tidak cukup lama, sekitar satu minggu kita kejar, terutama membahas akomodasi, peralatan yang akan dibutuhkan, RAB, proker, dan fiksasi,” ucap Ekadiaz.
Ekadiaz juga menjelaskan program yang mereka jalankan berfokus pada kegiatan seperti baca nyaring, cerdas cermat, pembuatan cerpen, dan penulisan puisi. ia juga menyampaikan bahwa kelompoknya membawa semangat positif dalam mengikuti KKM Literasi ini dan berharap dapat menumbuhkan minat baca anak-anak di desa.
“Harapannya dengan adanya KKM Literasi ini, anak-anak di Indonesia, terutama di daerah Banten, jadi suka membaca buku,” harap Ekadiaz.
0 comments:
Post a Comment