Rasulullah SAW dikenal bukan hanya sebagai pemimpin umat, tetapi juga teladan dalam kehidupan rumah tangga. Akhlaknya yang mulia menjadi cermin sempurna bagi umat Islam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”
Imam Al-Qurthubi menafsirkan “uswatun hasanah” sebagai teladan baik Nabi Muhammad yang semestinya diikuti seorang Muslim dalam semua keadaan.
Hadits Aisyah: Nabi Membantu Pekerjaan Rumah
Salah satu teladan itu terlihat dari kesederhanaan Nabi di rumah. Beliau tidak segan membantu istri, bahkan mengurus pekerjaannya sendiri. Hadits riwayat Bukhari mencatat:
عَنِ الْأَسْوَدِ قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ: مَا كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
Artinya: “Dari Al-Aswad, ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah: apa yang Rasulullah ﷺ lakukan saat di rumah? Ia menjawab: beliau membantu pekerjaan keluarganya, jika azan berkumandang, beliau keluar (untuk shalat).” (HR Bukhari)
Syekh Ibnu Allan menjelaskan, “mihnati ahlihi” mencakup banyak hal: menambal baju, menjahit sandal, memerah susu kambing, memberi makan hewan, hingga menyapu rumah.
Rendah Hati Seorang Rasul
Padahal, Nabi Muhammad adalah pemimpin agung yang dimuliakan wahyu. Namun beliau tidak gengsi melakukan pekerjaan rumah tangga. Imam Al-Munawi menyebut:
وَفِيهِ أَنَّ ٱلْإِمَامَ ٱلْأَعْظَمَ يَتَوَلَّى أُمُورَهُ بِنَفْسِهِ، وَأَنَّهُ مِنْ دَأْبِ ٱلصَّالِحِينَ
Artinya: “Di dalamnya mengandung pelajaran bahwa seorang pemimpin agung itu menangani urusannya sendiri, dan hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh.”
Bergegas Saat Waktu Shalat mam Ibnu Rajab Al-Hambali menambahkan, hadits ini juga mengajarkan agar seorang Muslim segera meninggalkan urusan dunia ketika waktu shalat tiba.
Menurutnya, seorang hamba hendaknya bergegas menunaikan shalat, baik sebagai imam maupun makmum, karena urusan dunia tak pernah habis, sedangkan kewajiban shalat adalah utama.
0 comments:
Post a Comment