
SERANG, (KB).-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten terus melakukan sosialisasi
dan memberikan peringatan pada berbagai elemen masyarakat yang menjadi
stakeholder dalam Pilkada Banten 2017. Hal itu dilakukan dalam rangka
menekan jumlah pelanggaran administrasi yang mungkin terjadi. Ketua
Bawaslu Banten Pramono U Thantowi mengatakan, sudah sering mengundang
tim sukses untuk kemudian diberikan peringatan-peringatan tentang aturan
pemilu. Selain itu, pihaknya pun rutin melakukan pertemuan dengan KPU,
kampus, ormas, kelompok masyarakat dan pertemuan tingkat masyarakat
lainnya. "Kita sosialisasi sudah kemana-mana. Pertemuan dengan KPU rutin
dilakukan untuk menekan pelanggaran administrasi," ujarnya, Rabu
(14/12/2016).Menurutnya, dibanding Pilgub 2011 lalu, pilgub saat ini dinamika
kompetisinya jauh lebih seimbang dan pelanggarannya pun tidak semasif
dulu. Jika berbicara jumlah, angka pelanggaran memang lebih banyak,
namun intensitas pelanggarannya lebih rendah dibandingkan Pilgub 2011
lalu. "Sekarang dinamika kompetisinya lebih seimbang," ucapnya. Selain
itu, lanjutnya, banyak hal yang telah berubah juga dalam pilgub kali
ini, seperti tokoh-tokoh politik yang muncul. Hal itu juga turut
mempengaruhi banyaknya laporan pelanggaran yang masuk ke pihaknya.
Sebab, jika persaingan tidak seimbang, maka pelanggaran pun akan lebih
banyak. Namun jika persaingannya seimbang, maka akan ada kemungkinan
saling mengecek. Dengan demikian bisa membuat yang lain ada efek saling
rem, karena merasa lawannya juga turut mengawasi. "Itu kan biasa teori
politiknya seperti itu," tuturnya.Berbeda halnya dengan pilgub lalu, kekuatan tidak seimbang, sehingga
satu paslon menggebu-gebu, sedangkan paslon lainnya sulit untuk melawan.
Sementara itu, untuk saat ini bangunan politik pun sudah berubah total
dibanding pileg dan pilpres lalu. "Sekarang relatif kekuatan politik itu
menyebar dibanyak pusat-pusat politik jadi relatif tidak ada kekuatan
mayoritas yang bisa mendominasi politik di Banten saat ini," ujarnya.
Pramono mengatakan, berdasarkan rapat-rapat koordinasi yang telah
dilakukan ditingkat nasional, Banten memang menjadi yang terbanyak
tingkat pelanggarannya. Menurutnya, ada kecenderungan saling melaporkan.
"Itu beda karakternya dengan di daerah lain. Jakarta itu baru 35
pelanggarannya dan itu setengahnya kita (63 pelanggaran)," katanya.
0 comments:
Post a Comment