![]() |
Sekretaris Ditjen Politik dan Pemerintah Umum, Budi Prasetyo saat sambutan di pembukaan Rapat Koordinasi II PMI |
Serang-Provinsi Banten berkesempatan menjadi
tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain membahas persoalan
internal organisasi, selama empat hari kedepan akan dibahas sejumlah isu
yang tengah terjadi di daerah maupun nasional.Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII
Aminuddin Ma’ruf menjelaskan, seperti halnya agenda internal organisasi
pada umumnya, pada Rakornas II PMII ini akan dibahas hal-hal yang
dinilai penting untuk organisasi seperti sistem kaderisasi dan
paradigma. Namun sebagai organisasi kemahasiswaan, penyelenggara
menyadari persoalan ataupun isu yang tengah terjadi di Indonesia maupun
di daerah perlu disikapi dan menjadi pembahasan lain dalam agenda yang
mempertemukan perwakilan kader PMII se-Indonesia tersebut.“Target utama Rakornas II ini untuk
merumuskan ulang sistem kaderisasi dan paradigma yang menjadi dasar
sistem kaderisasi di PMII. Nanti ada dua komisi, komisi internal dan
eksternal. Komisi eksternalnya membahas kondisi nasional saat ini
seperti kenaikan tarif listrik, BBM, dan hal-hal lain. Nanti pada
akhirnya kita akan keluarkan resolusi Banten untuk Indonsia tahun 2017,”
papar Aminuddin setelah proses pembukaan Rakornas II di Pondok
Pesantren Al-Fatoniah, Sempu, Kota Serang, Rabu (11/1/2017).“Rencana Rakornas ini sampai hari
minggu. Isu ke daerah akan kita bahas, hari Jumat juga akan ada
kunjungan ke Karakatau Steel sebagai BUMN besar di Banten. Kita akan
lihat sejauh mana peran BUMN menjadi lokomotif pembangunan di Banten,”
imbuhnya.Hasil-hasil pembahasan tersebut, kata Aminuddin, akan disampaikan pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat khususnya pada stakeholder yang berkaitan dengan suatu persoalan yang dibahas dalam Rakornas II ini.Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
PMII Banten, Mukhtar Anshori menambahkan, adapun isu daerah yang akan
coba diusulkan untuk dibahas dalam Rakornas II tersebut beberapa
diantaranya terkait gencarnya deklarasi Imam Besar umat muslim Indonesia
di Banten, terkait kesultanan, dan isu gerakan radikal.Pada pertengahan Rakornas nanti, menurut
Mukhtar, akan dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Rini Soemarno dan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo. “Kami berharap dari
Rakornas II ini akan lahir rumusan-rumusan penting untuk kebaikan negara
pada umumnya khsusunya daerah-daerah yang ada di Indonesia,”
pungkasnya.Mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri)
Tjahyo Kumolo, Sekretaris Ditjen Politik dan Pemerintah Umum Budi
Prasetyo dalam sambutannya menjelaskan, berbagai macam peristiwa teror
yang terjadi di sejumlah negara di dunia merupakan hasil pemahaman agama
yang tidak menyeluruh. Teror-teror tersebut banyak dilakukan oleh anak
muda yang mendapatkan pemahaman agama yang keliru.“Negara luar tidak berkacamata dengan
Islam di Indonesia yang bisa bersatu dengan kultur daerah. Islam pun
tidak mempertentangkan dengan nasionalisme, hal ini menunjukan jika
agama dan nasionalisme merupakan pondasi kokoh bagi negara,” katanya.Budi melanjutkan, dalam sejarahnya, PMII
lahir karena terjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan jaman.
Berdirinya organisasi PMII lahir karena adanya hasrat kuat mahasiswa NU
yang ingin membangun organisasi yang beridiologi ahlu sunah wal jamaah.Islam dalam PMII menurutnya adalah Islam
sebagai agama yang dipahami dengan haluan paradigma ahlu sunah
waljamaah yaitu konsep pendekatan pengajaran agama Islam yang
proporsional antara iman, ihsan, dan Islam sehingga dalam pola pikir,
pola sikap, dan pola prilakunya tercermin sikap-sikap selektif
akomodatif dan integratif, Islam terbuka dan progresif.“Perbedaan adalah rahmat, karena dengan
perbedaan itulah kita bisa saling berdialog antara satu dengan yang
lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab sehingga
tema yang dipilih PMII yaitu mengawal republik dengan Islam Indonesia
sudah sangat tepat dan relevan dengan situasi kondisi negara kita yang
saat ini,” katanya.
0 comments:
Post a Comment