PANDEGLANG, (KB).-Foto Bupati Pandeglang, Irna Narulita dan anggota DPR RI, Dimyati
Natakusumah bersama calon Gubernur Banten, Rano Karno, beredar dan
menjadi viral di media sosial (medsos). Dalam foto itu, mereka bertiga
kompak mengacungkan atau salam dua jari. Bupati Pandeglang, Irna
Narulita, saat dikonfirmasi Kabar Bnaten, Ahad (22/1/2017), mengaku
pertemuannya dengan Rano bukan membahas Pilgub Banten 2017. Akan tetapi,
kata dia, memenuhi undangan Pak Rano untuk menghadiri acara launching
film The Last Barongsai. "Apalagi, salah satu lokasi dalam film itu di
Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang. Ibu (Irna menyebut dirinya) juga
sudah biasa mengangkat satu jari jempol atau dua jari. Dua jari kan
bagian dari salam damai (victory), jadi bukan berarti foto ibu itu
menunjukkan dukungan kepada Pak Rano. Ibu itu milik semua partai politik
dan seluruh masyarakat Pandeglang. Ditambah ibu kan tidak mengajukan
cuti atau izin kampanye, jadi tidak boleh melakukan kampanye," kata
Irna.Sementara itu, Dimyati Natakusumah, justru mendukung Rano-Embay
karena partainya juga mengusung pasangan calon nomor urut 2 itu. Secara
tegas, dia akan mengikuti arahan partainya untuk mendukung Rano-Embay.
Namun, dia belum memutuskan hadir atau tidak dalam kampanye Rano-Embay
yang akan digelar 15 Februari 2017. "Kalau Ibu Mengawati, Presiden
Jokowi serta Surya Paloh kemungkinan besar akan hadir. Untuk soal ibu
dalam foto bersama Pak Rano itu, sama sekali tidak mengarahkan agar
memilih Rano-Embay. Nah, kalau Bapak (Dimyati menyebut dirinya) kan
tidak terikat birokrasi, dan bapak pejabat negara anggota DPR yang
bebas. Ya, kalau PPP mendukung Rano-Embay, bapak akan ikut arahan
partai," tutur Dimyati, saat dihubungi melalui telefon selulernya.
Namun, dia menegaskan tidak akan mengintervensi Bupati Pandeglang karena
istrinya itu milik semua. "Bapak juga tidak mau nekan ke ibu harus A,
B, C. Karena kan kedua calon gubernur itu, hubungan emosionalnya baik
dengan ibu dan keluarga. Tapi, itu tadi kami lihat maslahat dan manfaat
untuk Pandeglang. Itu saja, kalau bapak hanya sampaikan itu," ucapnya.Buku Si Doel Sementara itu, komunitas buku si Doel menggelar road show, di salah
satu hotel di Pandeglang, Ahad (22/1). Acara itu menghadirkan Direktur
Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp) Uday Suhada, tokoh pemuda dan
pengusaha Pandeglang, Deden Hertandi, dan Dosen Unma Banten Atih
Ardiansyah. Menurut Direktur Alipp, Uday Suhada mengatakan, dalam buku
Rano Karno atau si Doel terdapat tiga poin yang harus diteladani yaitu,
cinta kepada ibu, kejujuran, dan kesederhanaan. "Dalam buku ini ada tiga
poin yang harus kita jadikan acuan dalam hidup ini, yang pertama kita
harus mencintai ibu. Sebab dalam buku tersebut dituliskan betapa Rano
Karno sangat mencintai ibunya, dibandingkan keluarganya yang lain," kata
Uday. Dia mengatakan, dalam penulisan sebuah buku jarang penulis
menceritakan hal-hal yang dianggap negatif dalam kehidupannya. Namun
dalam buku si Doel, kata dia, Rano Karno dengan tegas mengungkapkan
bagaimana kehidupan keluarganya. "Rano Karno menceritakan kalau dulu
ayahnya seorang pemabuk, bahkan saudara kandungnya juga diduga meninggal
karena OD (over dosis). Disinilah letak kejujuran seorang Rano Karno,
tetapi saat ini bagaimana dia bisa bertahan dan menjadi orang yang
sukses, dan ini harus kita jadikan pembelajaran dalam kehidupan," tutur
Uday.Narasumber lainnya, Deden Hertandi mengatakan, dalam buku tersebut
menceritakan bagaimana masa kecil Rano Karno yang mengalami masa-masa
sulit. Sehingga, harus berjualan gorengan untuk memenuhi
kehidupannya."Kalau saya bandingkan dengan kehidupan saya mungkin saya
lebih beruntung. Sebab tidak harus merasakan masa kecil untuk berjualan.
Tetapi, sekali lagi ini harus kita jadikan bahan pemelajaran bagi kita
semua, terutama dalam menjalani kehidupan ini," katanya. Dengan kondisi
Rano Karno masa kecil tersebut, kata Deden, melatih Rano kecil dalam
menghadapi kehidupan. Sehingga, ketika Rano dipercaya menjadi Wakil
Bupati Tangerang, menjadi Wakil Gubernur Banten, Plt Gubernur Banten
hingga menjadi Gubernur Banten, ternyata peduli kepada masyarakat
miskin. "Mungkin karena pernah merasakan masa-masa sulit atau sebagai
orang miskin, disitulah Rano Karno bisa lebih merasakan penderitaan
orang miskin. Dan itu dibuktikan dengan kepedulian kepada masyarakat
miskin, dalam kepemimpinannya," tuturnya.
Monday, 23 January 2017
Home »
» Bersama Dimyati dan Rano Karno, Foto Irna Salam Dua Jari Beredar
0 comments:
Post a Comment