 |
Suasana pembahasan pembangunan pusat rehabilitasi korban narkoba
yang dilakukan Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) di kantor
MUI Provinsi Banten, Kamis (26/1). |
SERANG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten
membentuk Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) untuk memerangi
peredaran narkoba. Untuk tahap pertama, di Banten MUI akan merekrut
5.000 anggota Ganas Annar.Ketua Ganas Annar Provinsi Banten Mas Muis Muslich menyatakan, pihaknya
telah berkoordinasi dengan dinas pendidikan terkait pembentukan satgas
di setiap sekolah. Ganas Annar menurut Muis adalah tempat rehabilitasi
untuk pecandu narkoba yang berbasis nuansa islami dan kearifan lokal. "Kalau
rehabilitasi lain kan penyembuhannya hanya pada medis saja, tapi sisi
sosial dan rohaninya belum ada, sebagai pilot project di Provinsi Banten
kita akan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans), sehingga lingkungan di pabrik terbebas dari narkoba,"
terangnya kepada awak media usai rapat pembahasan mengenai Pembangunan
Pusat Rehabilitasi Korban Narkoba di kantor MUI Provinsi Banten, Kamis
(26/1). Pihaknya juga berupaya melakukan pencegahan narkoba
secara massif dengan pembentukan anggota Ganas Annar mulai dari tingkat
RT dan kelurahan. Menurutnya, perang terhadap narkoba perlu digalakkan
karena narkoba dianggap penyakit luar biasa yang membuat candu
pemakainya. "Narkoba itu dapat menjangkiti semua lapisan masyarakat,
mulai dari kalangan orang mampu dan tidak mampu. Kita harapkan peran
media massa juga turut serta dalam menyosialisasikan gerakan anti
narkoba kepada masyarakat, bahwa narkoba itu musuh kita bersama,"
paparnya. Wakil Ketua 1 Ganas Annar Provinsi Banten Entis
Sutisna menyampaikan, Ganas Annar bertekad menggandeng semua komunitas.
Untuk saat ini lanjut Entis, semua kabupaten dan kota di Banten kepengurusannya
sudah terbentuk. Bahkan Gannas Annar direncanakan akan dibentuk di
seluruh Indonesia. "Cuma untuk waktu pengukuhannya berbeda-beda, untuk
pengurusnya kita dari berbagai macam profesi, mulai dari akademisi,
aktifis mahasiswa, LSM, birokrat dan aparat, dari kalangan wartawan juga
nanti akan kita upayakan," tuturnya.Ia menjelaskan, untuk
kepengurusan di sekolah dilakukan dengan membentuk satgas yang dijabat
oleh kepala sekolah. Siswanya akan diposisikan sebagai relawan anti
narkoba. "Jadi siswa itu minimalnya dapat menjadi informan dalam rangka
pencegahan, kepengurusan yang sudah terbentuk saat ini ada sekitar 1.500
anggota, saya optimis target 5.000 anggota di tahun 2017 dapat
terealisasi," lugasnya.
0 comments:
Post a Comment