Serang-Dewan meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi Banten untuk
melakukan kroscek kembali terhadap kontraktor yang akan ditugaskan untuk
membanguan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banten. Demikian disampaikan anggota
Komisi V DPRD Banten Suryadi Hendarman usai melakukan pertemuan dengan
Dinkes Banten, akhir pekan kemarin.
“Kita
tidak ingin Banten dijadikan daerah percobaan oleh kontraktor dalam
membangun rumah sakit jiwa. Maka dari itu, sejak awal saya meminta
sebelum diadakan pelaksanaannya, dari Detail Engineering Design (DED),
studi kelayakan, hingga pembangunan fisiknya harus perusahaan yang
memiliki pengalaman dalam membangun rumah sakit jiwa dimanapun,”
katanya.
Menurut
Suryadi, untuk membuktikannya sangat mudah, perusahaan yang akan
mengikuti tender lelang harus menyertakan kontrak pembangunan rumah
sakit jiwa yang pernah dilakukan di daerah manapun.
“Karena
pembangunan rumah sakit berbeda dengan pembangunan rusun, sekolah. Ada
ilmunya, dan beda standarnya,” paparnya. Menurut informasi yang
diketahuinya, untuk pembangunan fisik diperlukan anggaran sekitar Rp
612 miliar. Namun anggaran tersebut tidak perlu sekaligus karena proses
pembangunan bisa dilakukan secara stimultan,” ujarnya.
Pada
kesempatan yang sama, Kepala Dinkes Banten Sigit Wardojo mengiyakan
permintaan Komisi V tersebut. Menurutnya, untuk membangun rumah sakit
memerlukan pengalaman dan keahlian khusus.
“Membangun
rumah sakit itu tidak seperti membangun kantor biasa. Contohnya, WC,
kalau kita lihat WC di rumah sakit pintunya selalu terbuka ke luar, itu
karena jika ada orang sakit jatuh di dalam dan pintunya ke buka ke dalam pasti akan keganjel,” kata Sigit.
Dijelaskan Sigit, perusahaan yang akan mengikuti tender pembangunan RSJ barulah
yang mempunyai keilmuan dalam membangun rumah sakit. “Bisa dibayangkan
jika yang menang tender tidak punya keahlian di bidang itu, mau jadi apa
rumah sakitnya,” jelasnya.
Terkait pembangunan RSJ, Sigit mengungkapkan, proses pembangunan akan dimulai 2018 mendatang.
“Untuk
sekarang kita belum, yang baru dilelang adalah master plan, nanti
diikuti DED, cut and fill, dan amdal. Itu semua haru ada dulu baru
fisiknya dibangun,” ujarnya.
Diketahui,
RSJ Banten akan dibangun di lahan seluas 9,4 hektar yang berlokasi di
Kecamatan Walantaka, Kota Serang. “Lahan RSJ perlu luas, karena perlu
dibuatkan tempat pelatihan perbengkelan. Selain itu juga nanti ada yang
untuk rehabilitasi narkoba,” katanya.
Terkait
kapasatias ruang rawat, lanjut Sigit, hal itu menunggu hasil studi dari
master plan dan DED. “Untuk saat ini kita belum tahu, cuma untuk
pembebasan lahan suah selesai. Tinggal cut and fill untuk meratakan
karena yang belakang tinggi dan yang depan rendah,” jelasnya.
0 comments:
Post a Comment