SERANG, (KB).- Gubernur Banten Wahidin Halim
menjawab kritikan mahasiswa yang menilai 100 hari kepemimpinannya
bersama Wakil Gubernur Andika Hazrumy belum progresif. Menurut Wahidin,
suatu pembangunan harus berangkat dari perencanaan yang matang.
Sehingga, kinerja tak bisa diukur dalam 100 hari kerja. Hal itu
disampaikan Wahidin saat mengawali sambutan pada acara bursa kerja (job
fair) di Lapangan Masjid Raya Albantani, KP3B, Kota Serang, Selasa
(22/8/2017).
“Ada wartawan yang nanya, 100 hari kerja belum ada gebrakan. Gebrakan
apa? gebrakan meja. Membangun itu dengan perencanaan. Kalau gebrak meja
mah udah sering. Belum lagi kita kan punya kewenangan untuk melakukan
rotasi/mutasi karena belum 6 bulan. Catat wartawan, jangan manas-manasin
saya aja,” ujar Wahidin. Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan WH juga
menegaskan bahwa kinerjanya tidak dapat diukur oleh 100 hari
kepemimpinannya. “Enggak pake 100 hari, saya bekerja untuk 5 tahun,”
ucapnya.
Menurut Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten, Asep
Rahmatullah, kinerja WH-Andika memang tidak bisa diukur dari 100 hari
kerja. Namun menurutnya sah-sah saja jika ada kritikan tersebut. “100
hari bukan satu ukuran untuk mengukur kinerja sebuah pemerintahan,
karena pemerintah itu sesuai konstitusional rakyat memilih itu kan untuk
5 tahun ke depan. Kalau diukur 100 hari kerja rasanya kurang relevan.
Kalau untuk mengingatkan sah-sah saja, tapi jangan itu jadi ukuran
pemerintah dinyatakan berhasil atau tidak berhasil,” kata Ketua DPRD
Banten ini.
Wakil Ketua Koordinator Bidang Komunikasi, Media dan Penggalangan
Opini DPD I Golkar Banten, Fitron Nur Ikhsan mengatakan, progres janji
kampanye saat ini masih berjalan. Menurutnya, capaian kinerja tidak
dapat diukur dari 100 hari kerja gubernur dan wakil gubernur. “Jelas
bukan begitu cara mengukurnya. Janji kampanye secara utuh akan bisa
dilihat dalam manifest struktur APBD perubahan dan 2018, kita kan
mengelola APBD yang ada aturannya. Enggak bisa nikung tajam dari
perencanaan yang sudah dibuat gubernur sebelumnya. Ada yang diteruskan,
ada yang program baru dari janji kampanye,” tuturnya, kemarin.
Ia menjelaskan, kepemimpinan WH-Andika selama 100 hari kerja
merupakan prakondisi untuk merealisasikan janji-janji saat kampanye.
“Lihat apa yang dilakukan WH-Andika dalam membuat road map. Prakondisi
merealisasikan janji itu yang harus dilihat. WH-Andika kini sedang
membangun pondasinya. Janji-janji itu sudah termaktub dalam RPJMD. Ini
start awalnya. Layanan kesehatan, layanan pendidikan, infrastruktur,
pembangunan SDM sudah diletakkan kerangka-kerangkanya,” kata Ketua
Komisi V DPRD Banten ini.
Ia menilai, paling menonjol dari 100 hari kerja WH-Andika yaitu fokus
meng-up grade birokrasi. “Tata pemerintahan dibangun etos kerjanya,
lingkungan kerja juga dibuat nyaman dan terbuka. Saya lihat ini seperti
satu cara prakondisi untuk start lari kencang,” ucapnya. Tak lama lagi
pembahasan RPJMD akan dilakukan di DPRD. Ia pun mengajak mahasiswa dan
stakeholder lainnya untuk memberikan masukan terhadap RPJMD tersebut.
“Saya juga mengajak mahasiswa dan stakeholders mencermati dan memberi
masukkan. Kalau ada yang butuh RPJMD-nya boleh datang langsung ke DPRD
atau saya emailkan. Bolanya sekarang di DPRD, kita tertantang untuk
tidak boleh lambat merampungkan perda RPJMD. Cepat tanpa harus
menghilangkan kualitas partisipasi warga, dan kecermatan memahami arah
dan target pembangunan yang dicanangkan WH-Andika. Pembahasan perda
RPJMD nya harus sebanyak mungkin memberikan ruang warga untuk memberi
masukkan,” ujarnya
0 comments:
Post a Comment