NEW YORK – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam
pidatonya di Sidang Umum ke-72 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kota
New York, Selasa (19/9), menyatakan bahwa AS akan mengambil putusan
untuk membumihanguskan Korea Utara (Korut) jika tidak mundur dari
program nuklirnya.
Dalam pidatonya, Trump mengejek pemimpin Korut, Kim Jong-un, sebagai manusia roket dengan misi bunuh diri. “Kami tak memiliki pilihan lain kecuali membumihanguskan Korut demi mempertahankan diri kami atau sekutu kami. Manusia roket itu sedang menjalankan misi bunuh diri bagi dirinya dan rezimnya,” kata Trump.
“Ambisi Korut untuk menguasai senjata nuklir dan misil balistik mengancam seluruh dunia dengan korban jiwa yang sulit diperkirakan,” imbuh Presiden AS itu.
Saat Trump mengemukakan pernyataan yang amat keras terhadap Korut, seketika terdengar bisikan amat keras di seluruh ruangan Sidang Umum PBB. Setiap kali Pyongyang melakukan uji coba misil balistik dan senjata nuklir membuat kepanikan secara global.
Trump pun menyerukan agar seluruh negara anggota PBB saling bahu-membahu untuk mengisolasi pemerintahan yang dipimpin Kim hingga sikap permusuhannya mereda.
Trump juga mengecam Tiongkok yang merupakan mitra dagang terbesar
Korut. “Adalah sebuah tindak yang amat biadab bahwa sejumlah negara tak
hanya bermitra dagang pada rezim (Korut), namun juga memberi dukungan
persenjataan, pasokan serta pendanaan kepada sebuah negara yang kemudian
bisa membahayakan dunia dengan konflik nuklir,” kata Trump.
Di hadapan pemimpin negara dari 193 negara anggota PBB, Trump juga menyampaikan bahwa AS tak akan menghalangi keinginan dari negara-negara lain dan akan terus menghormati kedaulatan negara lain.
“Saya akan melindungi kepentingan-kepentingan AS di atas semuanya.
Namun, dalam upaya memenuhi kewajiban kami terhadap negara lain, kami
pun menyadari bahwa setiap negara lain pun punya kepentingan untuk
meraih kedaulatan, kemakmuran, dan keamanan.”
Masih terkait isu nuklir, dalam pidato sepanjang 41 menit di forum PBB itu, Trump juga disampaikan rasa ketidakpuasan atas kesepakatan nuklir AS-Iran pada 2015 saat AS dipimpin oleh Barack Obama.
Terkait masalah ini Trump mengatakan amat malu atas kesepakatan itu dan mengisyaratkan bahwa dirinya tak akan melakukan menyetujui ulang kesepakatan itu sampai tenggat waktu pertengahan Oktober nanti. “Saya pastikan kalian tak akan pernah mendengar kembali kesepakatan itu,” pungkas Trump.
Dunia Terbelah
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, saat pidato mengutuk uji coba nuklir Korut dan meminta dunia agar tidak menutup mata dengan kondisi menuju perang.
“Dunia kita dalam masalah, orang-orang terluka dan marah. Masyarakat
terpecah-pecah, wacana politik terpolarisasi. Kami ialah sebuah dunia
yang terbelah, kita harus menjadi dunia yang tenang,” ujar Guterres.
Pada kesempatan itu, Sekjen Guterres mengeluarkan peringatan terhadap dunia agar tidak tidur sambil berjalan bak menutup mata menuju perang. Ia meminta semua negara agar menunjukkan komitmen yang lebih besar untuk menciptakan dunia tanpa senjata nuklir.
0 comments:
Post a Comment