![]() |
| Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla Seskab Pramono Anung (tengah), Menristek Dikti M Nasir (kiri) dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang masuk ke dalam proyek strategis nasional di Depok, Jawa Barat, Selasa (5/6). |
DEPOK – Presiden Joko Widodo ingin Universitas Islam Internasional
Indonesia (UIII) menjadi pusat kajian, penelitian, dan implementasi
peradaban Islam Wasathiyah di Indonesia dan dunia. Presiden menuturkan
hal itu sangat cocok karena Indonesia adalah negara dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia.
“Sudah sewajarnya, sepantasnya, Indonesia jadi rujukan kemajuan
peradaban Islam di dunia. Inilah nanti tempatnya,” ucap Presiden Jokowi
dalam pidato acara peletakan batu pertama pembangunan UIII, Cimanggis,
Depok, Jawa Barat, Selasa (5/6). Untuk mewujudkan itu, maka tidak heran
ketika proyek tersebut direncanakan dua tahun silam, Presiden Jokowi
meminta agar universitas dibangun di atas lahan seluas 1.000 hektare.
“Karena saya tidak mau setengah- setengah, permintaan saya saat itu
minta (universitas dibangun) di atas lahan 1.000 hektare,” ujar
Presiden. Namun, rupanya mencari lahan seluas itu di Pulau Jawa bukan
perkara mudah. Kepada tim, Presiden Jokowi pun mengajukan usul agar
universitas tersebut dibangun di luar Pulau Jawa.
Namun, keseluruhan tim tidak setuju dengan usul Presiden tersebut.
Akhirnya, tim mencari lahan yang luasnya paling mendekati permintaan
Presiden Jokowi. Akhirnya, tim pun menemukan lahan di Cimanggis, Depok,
Jawa Barat, dekat akses jalan alternatif Jakarta–Bogor. “Luasnya 124
hektare. Memang jauh dari 1.000 hektare ya.
Tapi setelah saya lihat lapangan, ternyata ini luas juga, cukuplah,
alhamdulillah,” ujar Presiden Jokowi. Pembangunan universitas ini akan
dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, dana yang dianggarkan sekitar
788 miliar rupiah. Adapun total anggaran yang direncanakan mencapai
3,97 triliun rupiah.
Berdasarkan masterplan, di kawasan UIII itu akan didirikan mulai dari
gedung fakultas, gedung rektorat, perpustakaan, gedung serbaguna, pusat
olahraga, taman cagar alam, taman suaka religi, hingga rumah permanen
bagi mahasiswa berkeluarga, karyawan, serta tenaga pengajar. Meski
direncanakan rampung empat tahun yang akan datang, bangunan fakultas
diyakini rampung tahun 2019 dan sudah dapat langsung digunakan.
Di tempat yang sama, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin,
mengatakan UIII akan membuka tujuh fakultas ketika resmi beroperasi,
2022 yang akan datang. Tujuh fakultas yang dimaksud, yakni Kajian Islam,
Ilmu Sosial Humaniora, Ekonomi Islam, Sains dan Teknologi, Pendidikan,
serta Arsitektur dan Seni.
Namun, tahun 2019 aktivitas pun sudah bisa dimulai sejak saat itu.
“Untuk tahun pertama, ada tiga program studi yang akan dibuka, yaitu
Kajian Islam, Pendidikan, serta Ilmu Sosial Humaniora,” ujar Lukman.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), mengatakan
pembangunan UIII di Depok ini akan memiliki dampak besar bagi Jawa
Barat, khususnya Indonesia, sebagai pusat pengembangan Islam.
“Dengan akan berdirinya UIII sebagai Universitas Islam berkaliber
internasional di Kota Depok ini, membawa dampak besar bagi Jawa Barat
dan Indonesia sebagai pusat pengembangan Islam yang bercorak Indonesia
ke penjuru dunia, yakni corak Islam yang moderat, terbuka, dan
berkemajuan,” kata Aher. Aher menuturkan pembangunan UIII ini juga akan
semakin memperkuat peran Jawa Barat dalam sejarah dan percaturan dunia
pendidikan di Indonesia, bahkan di tingkat global.







0 comments:
Post a Comment