SERANG-Bupati Serang, Hj. Ratu Tatu Chasanah, membeberkan capaian
pembangunan yang ditorehkan Kabupaten Serang dalam Rapat Paripurna
Istimewa Peringatan HUT ke-492 Kabupaten Serang, Senin (8/10/2018).
Meski demikian, butuh kerja keras untuk menekan pengangguran yang masih
cukup tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Tatu, tahun 2015
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Serang sebanyak 74.850 jiwa atau
5,09 persen, pengangguran sebanyak 91.844 jiwa atau 14,82 persen,
rata-rata lama sekolah 6,9 tahun, angka harapan hidup 63,59 tahun dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 64,61 poin.
“Namun berkat kerja keras dari seluruh pihak, angka rata-rata lama
sekolah pada 2016 mengalami peningkatan 6,98 tahun dan meningkat menjadi
7,17 tahun pada 2017. Peningkatan sebesar 0,19 poin itu, merupakan yang
tertinggi di Provinsi Banten atau sama dengan Kota Tangerang Selatan,”
kata Tatu.
Pada aspek kesehatan, kata dia, masalah yang dihadapi adalah
menyangkut kondisi sarana prasarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan
yang kurang dibanding rasio jumlah penduduk, banyak lingkungan kumuh,
sanitasi tidak memadai dan rendahnya budaya hidup bersih.
Semua masalah itu membuat angka harapan hidup tetap rendah. Untuk
itu, berbagai program pun terus dilakukan, sampai akhirnya berdasarkan
data BPS, angka harapan hidup pada tahun 2016 meningkat sebesar 63,81
tahun dan meningkat menjadi 64,02 tahun pada 2017. Peningkatan ini yang
terbesar ke dua di Banten setelah Pandeglang.
Selanjutnya, standar hidup layak juga tidak lepas dari permasalahan
kemiskinan. Pada tahun 2015, jumlah penduduk sangat miskin, miskin dan
rentan miskin mencapai 20,75 persen. Namun pada 2017, mengalami
penurunan menjadi 18,61 persen. Sedangkan angka pengangguran mengalami
penurunan dari 14,82 persen pada 2015 dan menurun menjadi 13,00 persen
pada 2017. Meski demikian, angka pengangguran masih tertinggi di Banten.
“Selain itu juga masih banyak PR yang harus diselesaikan Pemkab
Serang. Persoalan pengangguran masih tinggi. Kemiskinan, tapi dengan
semangat kebersamaan di pemda bersama dengan DPRD dan masyarakat, insya
Allah apa yang kita cita-citakan, kita tuangkan dalam RPJMD Kabupaten
Serang. Terkait dengan kesejahteraan, insya Allah perlahan-lahan akan
tercapai,” ujar Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.
Untuk mencapai semua itu, menurut Tatu, diperlukan sinergisitas
antara pemda dengan DPRD, Forkopimda dan seluruh masyarakat elemen
Kabupaten Serang dan juga tokoh ulama. Dirinya pun berkomitmen untuk
terus meningkatkan indikator IPM.
“Walau dari tingkat kenaikan kami yang tertinggi, tapi secara
keseluruhan yang menjadi indikator IPM itu masih rendah. Di seluruh
Provinsi Banten, kami urutan ketiga dari belakang. Jadi itu yang terus
kami inginkan. Karena dengan meningkatnya IPM, mencerminkan dari
kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Kemudian, Tatu juga mengakui jika soal Rutilahu di wilayahnya masih
sangat banyak. Dari total 12.700, baru sekitar 3.000 rutilahu yang telah
selesai dibangun. Oleh karena itu, pihaknya pun menyayangkan tidak
terserapnya bantuan rutilahu yang dikucurkan kementerian ke Pemkab
Serang.
“Dari APBD Kabupaten Serang kita menganggarkan di 2019 sebanyak 800
unit rutilahu. Masih jauh dari 12.700 kita baru selesaikan 2.700 atau
3.000. Sangat menyayangkan karena bantuan dari pemerintah pusat, juga
kan sulit kami dapatkan. Nah ini juga jadi evaluasi di internal kami.
Kemudian, memberi masukan kepada kementerian apa sih yang menjadi
persoalan atau hambatan. Kenapa terjadi di Kabupaten Serang, apakah di
kabupaten lain terjadi,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan,
sudah menekankan beberapa poin yang memang menjadi stressing antara
kebijakan dan kerja sama antara pemprov, pusat dan kabupaten.
Sinergisitas kebijakan tersebut harus dijaga. Kemudian, perlu disadari
bahwa di Kabupaten Serang ada banyak proyek strategis yang harus
disukseskan demi mendukung pembangunan nasional di Banten.
“Lalu bagaimana Pemkab Serang juga bisa memberikan inovasi dan
kreativitas dalam menerapkan kebijakan agar tadi sinergisitas bisa
sinkron dan sesuai harapan. Keempat, tadi saya berharap bahwa Kabupaten
Serang bisa mempertahankan prestasi yang selama ini memang sudah
dibuktikan baik dari tata kelola keuangannya, tata kelola daerahnya,”
ujarnya.
Unjuk rasa
Sementara itu, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Serang melakukan unjuk rasa
menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-492 Kabupaten Serang di depan
pendopo, Senin (8/10). Pada aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan
berbagai keluhannya terkait belum optimalnya pembangunan di Kabupaten
Serang.
Ketua PMII Kabupaten Serang Syahrudin Altar mengatakan, dari tahun ke
tahun APBD Kabupaten Serang terus meningkat. Namun nyatanya belum bisa
membangun gedung Puspemkab yang telah dicita-citakan. Dari sisi
kesehatan, pendidikan dan infrastruktur di wilayah Serang Timur masih
sangat kurang.
Kemudian untuk kesehatan, dimana ada program Serang Sehat yang telah dijalankan sejak 2013 akan tetapi sampai detik ini belum terealisasi. Namun anggaran untuk program itu terus turun. Selanjutnya, soal pencemaran lingkungan, dimana saat ini masih terus terjadi di wilayah Serang Timur.
Kemudian untuk kesehatan, dimana ada program Serang Sehat yang telah dijalankan sejak 2013 akan tetapi sampai detik ini belum terealisasi. Namun anggaran untuk program itu terus turun. Selanjutnya, soal pencemaran lingkungan, dimana saat ini masih terus terjadi di wilayah Serang Timur.
Unjuk rasa juga dilakukan oleh mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan
Mahasiswa Serang Utara (Gamsut). Korlap Aksi Imron Nawawi mengatakan,
seiring dengan bertambahnya usia Kabupaten Serang ke-492, masih banyak
tugas Pemerintah Kabupaten Serang dalam hal pembangunan infrastruktur
maupun sufrastruktur, pemberdayaan sumber daya alam atau sumber daya
manusia.
“Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Serang kita anggap gagal untuk
mewujudkan cita-cita agar menjadikan Kabupaten Serang yang maju dan
sejahtera,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment