PT Krakatau Steel (KS) menduga ada konspirasi skala
internasional, bertujuan mematikan daya saing baja Indonesia. Ini
dilakukan dengan cara membanjiri Indonesia dengan impor baja berkualitas
buruk.
Direktur Utama PT KS Silmy Karim mengatakan, 2018 merupakan tahun
terberat bagi dunia industri baja nasional. Di mana importasi membanjiri
pasar dalam negeri dari produk hulu hingga produk hilir.
“Industri baja dihadapkan pada persoalan pelik, di mana harga baja
nasional kalah saing dengan baja impor. Bahkan, jumlah impor tersebut
sangat banyak, ini membuat nilai jual baja anjlok, karena intervensi
harga baja impor,” katanya saat menjadi narasumber acara Workshop
Standardisasi dan Pengembangan Klaster Industri Baja atau Logam, di
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) KS, Senin (4/3/2019)
Menurut dia, ada indikasi jika hal tersebut sengaja dilakukan pihak
luar untuk mematikan daya saing baja nasional. Mengingat kualitas baja
Indonesia cukup bersaing pada skala internasional.
“Saya melihat ada upaya dari luar untuk bagaimana baja nasional kalah
bersaing. Tidak hanya pada skala internasional, ini pun dilakukan di
negeri sendiri,” ujarnya.
Menurut dia, salah satu persoalan yang dihadapi industri baja, yakni
permainan para pengimpor baja karbon (carbon steel) dari Tiongkok dengan
memanipulasi kode komoditas (harmonized system atau HS code). Baja
karbon tersebut diimpor menggunakan HS code untuk baja paduan
0 comments:
Post a Comment