SERANG, (KB).- Rumah Sakit Umum (RSU) Banten akan
menambah gedung baru setinggi delapan lantai. Pembangunan gedung itu
sebagai bagian dari rencana peningkatan kapasitas menjadi rumah sakit
rujukan regional.
Wakil Direktur Pelayanan H. A Drajat menuturkan, berdasarkan RPJMD
Banten tahun 2017-2022 RSUD Banten diharapkan sudah menjadi rujukan
regional. Untuk mencapainya, rumah sakit milik Pemprov Banten ini harus
terlebih dahulu menjadi rumah sakit tipe B pendidikan. Dengan demikian,
lanjut dia, RSUD Banten butuh penambahan fasilitas dan harus ditampung
dalam gedung baru.
“Berarti kalau tahun 2022 regional, misalnya ni bagusnya cepetnya
setahun sebelumnya menjadi B pendidikan tahun 2021. Membangun (gedung
baru) itu kan butuh waktu paling cepet dua tahun, berarti idealnya tahun
2020 itu harus sudah mulai membangun (gedung baru),” katanya ditemui
RSUD Banten, Kota Serang, Selasa (16/7/2019).
Agar proyek ini terealisasi dengan cepat, pihaknya akan mengusulkan
Detail Engineering Design (DED) di Perubahan APBD 2019. “Pengennya sih
(DED) di perubahan ini, karena DED itukan harus setahun sebelumnya,
tidak bisa berbarengan. Tapi kalau ada kebijakan khusus dari gubernur
boleh DED berbarengan dengan pembangunan, tapi rasanya DED butuh waktu
paling tidak minimal 3 bulan,” ucapnya.
Ia memperkirakan gedung baru akan mampu menyediakan dua sampai tiga
ratus tempat tidur pasien. Di dalamnya juga akan ada fasilitas baru yang
belum ada di gedung saat ini, seperti kemoterapi dan kelainan darah.
“Tempat tidur, saat ini ada 127, gedung di samping yang baru ada 100.
Nah nanti di gedung yang 8 lantai ini paling tidak kisarannya 200
sampai 300 tempat tidur. Jadi total keseluruhan harapannya paling tidak
di atas 400 atau 500 (tempat tidur),” katanya.
Tidak hanya itu, gedung baru juga bisa digunakan untuk pendidikan
klinis mahasiswa kedokteran. “Bukan hanya untuk FK (Fakultas Kedokteran)
Untirta saja, tapi seluruh FK yang berminat bergabung untuk kerja sama
untuk pendidikan klinisnya di sini (RSUD Banten),” ucapnya.
Terkait lahan lokasi pembangunan gedung baru, ia mengaku belum tahu
percis. Pihaknya akan berkonsultasi dengan konsultan untuk menentukan
lokasi yang strategis. “Kebetulan kami ada pengembangan lahan tahun lalu
2 hektare. Kemudian tahun ini ada rencana pengembangan lagi 2 hektare.
Nah ini nanti sambil konsultasi kepada pihak terkait, konsultan ini
baiknya yang 8 lantai ini di mana supaya strategis, agar nanti optimal,”
ujarnya.
Terkait estimasi anggaran pembangunan gedung baru, ia tidak
mengetahuinya. Perkiraannya pembiayaan dilakukan secara multy years. Ia
menegaskan, penambahan fasilitas tidak bukan soal tinggi rendahnya
bangunan. “Tapi pemenuhan semua spesialis,” tuturnya.
Diperkirakan telan Rp 150 miliar
Sekda Banten Al Muktabar mengatakan, estimasi pembiayaan pembangunan
gedung baru RSUD Banten masih proses penghitungan. Akan tetapi, hitungan
awalnya proyek ini akan menelan anggaran Rp 150 miliar.
“Sedang kita siapkan sekarang ya karena dihitung ulang dengan
kekinian (harga terbaru). Mungkin ya kalau saya kemarin mencoba
(menghitung) di atas Rp 150 (miliar),” tuturnya.
Peningkatan kapasitas RSUD Banten menjadi rujukan regional merupakan
program Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin Halim-Andika Hazrumy.
Tujuannya, memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
“Tadi ada konsultan yang paparan lalu kita coba untuk menyesuaikan ke
kultur-kultur Banten, kearifan lokal kita coba adobsi. Sering saya
katakan pemerintah hadir untuk mengcover agenda-agenda bagi kesehatan
masyarakat. Itu konteks besar yang saya coba tunjukkan,” ujarnya.
Menurutnya, desain awal pembangunan gedung tersebut sebetulnya
setinggi 10 lantai. Namun, pembangunan gedung dengan konsep tersebut
harus mengantongi izin dari kementerian. Atas berbagai pertimbangan,
pemprov memutuskan hanya membangun 8 lantai.
“Kalau memang kita bisa tidak bisa cepat dengan desain itu kita
turunkan pada kewenangan kita jadi delapan (lantai). Lalu volumenya
sedang kita hitung mau ditambahkan ke mana,” ucapnya.







0 comments:
Post a Comment