JAKARTA – Tingkat kualitas di Jakarta tengah menjadi
sorotan. Ibukota negara itu disebut masuk dalam daftar kota dengan
tingkat polusi tertinggi di dunia. Dengan populasi yang padat, warga
Jakarta disarankan untuk melindungi diri dari udara tak sehat tersebut
selama beraktifitas, terutama di luar ruangan, dengan mengenakan masker.
dr. Gatot Prionugroho dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
mengatakan masker efektif mengurangi risiko sebagai dampak dari
tercemarnya udara. Namun dia mengingatkan terdapat masker yang hanya
bisa dipakai dalam 24 jam atau sehari.
Dia mencontohkan masker yang tidak bisa dipakai berulang kali ialah jenis masker fiber yang mudah didapatkan dan masker N95.
“Kalau bisa (masker) N95 silakan dipakai. Itu paling lama 24 jam.
Jadi satu hari satu. Ganti setiap hari,” ujarnya di kawasan Pasar
Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2019).
Dia menjelaskan anjuran sekali pakai karena masker N95 dibuat dari
bahan kertas. Masker yang sudah rusak atau basah meski pemakaian belum
24 jam juga disarankan untuk tidak digunakan kembali
Lebih lanjut Gatot mengakui masker N95 tidak murah mengingat masa
pemakaiannya. Disebutnya masker N95 harganya di kisaran dari Rp10.000
hingga Rp20.000. Karena itu dia menyarankan agar memakai masker yang
masih dijangkau dan membuat nyaman. Pasalnya terdapat orang yang tidak
betah memakai N95.
“Masing-masing orang lakukan semampu dia. Kayak misal orang naik
motor pakai N95, 10 detik sudah pengap. Ya sudah dia pakai masker yang
dia sanggup. Jadi memakai proteksi yang dia sanggup,” jelasnya.
Gatot menambahkan orang juga bisa memproteksi diri dari polusi udara
dengan buff masker atau kain. Menurutnya hal itu lebih baik daripada
tidak mengenakan alat proteksi sama sekali.
“Jadi diupayakan semaksimal mungkin yang orangnya sanggup,” pungkas dia.
0 comments:
Post a Comment