![]() |
SERANG – Puluhan mahasiswa
yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Unbaja
melakukan aksi refleksi satu tahun kepemimpinan Kota Serang di pada
pasangan Syafrudin-Subadri Usuludin di depan kampus UIN Banten, Rabu
(4/12/2019).
Dalam aksi tersebut, HMTL menilai pasangan
dengan jargon Aje Kendor dalam setahun ini justru kendor dalam memimpin
Kota Serang. Sebab, banyak persoalan-persoalan lingkungan yang tidak
bisa diselesaikan.
Koordinator aksi, M. Ridho, mengatakan
bahwa di bawah kepemimpinan Syafrudin-Subadri, Pemkot Serang masih tetap
tidak berdaya melawan para pengusaha ayam. Padahal, dalam RTRW Kota
Serang, tidak memperbolehkan kandang ayam beroperasi
“Jadi harusnya 2010 Kandang Ayam dilarang
di Kota Serang, ternyata dapat kompensasi atau disinsentif 5 tahun
persiapan sebelum pindah. 2015, dapat disinsentif lagi sampai 2018.
Tahun ini harusnya sudah pindah. Eh malah dapat disinsentif lagi,”
ujarnya di sela aksi.
Selain itu, ia mengatakan bahwa kekumuhan
di Kota Serang hingga kini masih ada. Menurutnya, Pemkot Serang telah
gagal untuk menyelenggarakan permukiman dan perkotaan yang nyaman bagi
warganya.
“Pemkot juga gagal menyosialisasikan
pengelolaan sampah ke masyarakat. Sampah banyak menumpuk dimana-mana
membuat drainase dan sungai yang ada di Kota Serang tersumbat. Adapun
kegiatan sosialisasi yang ada, hanya dijadikan seremonial semata,”
tegasnya.
Masalah kekeringan di Kasemen yang
berlarut-larut pun menjadi sorotan mereka. Ridho menuturkan, Pemkot
Serang gagal menyediakan air bersih bagi warganya. Sehingga, sebagian
warga Kasemen sepanjang tahun harus membeli air. Sedangkan PDAB Tirta
Madani tidak sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Belum lagi penataan Kota yang makin tidak
jelas. Tidak memiliki grand design tata kota. Sehingta yang ada semakin
semerawut,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengibaratkan
kepemimpinan Syafrudin-Subadri seperti lilin yang menyala. Ia
menjelaskan, lilin pada awalnya menyala terang dan menjulang tinggi.
Namun semakin lama, lilin tersebut akan semakin pendek dan padam.
“Makanya, kami sengaja membakar puluhan lilin sebagai refleksi bahwa Aje Kendor saat ini hanya tersisa kendornya saja,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment