JAKARTA-Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno, menilai tugas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di masa 100 hari Jokowi-Ma'ruf tidak mudah. Di awal kepemimpinan Menteri Erick, banyak perusahaan pelat merah yang bermasalah.
"Erick tugasnya berat banget ya, jadi saya doa buat beliau," kata Sandiaga Uno di Hotel Kempinski, Jakarta, Kemarin.
Banyak sektor keuangan perusahaan bermasalah, seperti PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero). Belum lagi masalah lain di
tubuh maskapai penerbangan negara, PT Garuda Indonesia (Persero).
"Itu tiba-tiba muncul di awal tugasnya Mas Erick," ujar Sandi, sapaanya.
Berbagai masalah ini kata Sandi, pernah diungkapkan dirinya saat
menjadi calon wakil presiden pada gelaran pilres 2019 lalu. Kala itu dia
mengaku sudah mengingatkan pemerintah untuk memperbaiki dan memilih
pemimpin perusahaan yang berintegritas.
"Benteng ekonomi kita itu adalah BUMN dan buffer ekonomi rakyat itu dari BUMN," kata Sandi.
Sehingga, Sandi menilai terlalu dini jika menilai kinerja Erick
Thohir di 100 hari pemerintahan Jokowi-Maruf. "Dia mau BUMN-nya lincah,
langsing, terus BUMN-nya itu memberikan kesempatan," katanya.
BUMN, kata Sandi, harus jadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Membuka
lapangan kerja sehingga bisa mengurangi pengangguran yang jadi masalah
klasik.
Reformasi terhadap perusahaan negara pun harus terus dilakukan
sebagaimana yang diamanatkan undang-undang. Terkait kasus yang terjadi
di Jiwasraya, Sandi menilai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu
dievaluasi. Sebab, OJK memang bertugas memantau perusahaan jasa
keuangan.
"Terus terang menurut saya OJK harus refleksi, anything signifikan fundamental the last for five years," tutur Sandi.
Ini perlu dilakukan untuk memastikan capital market Indonesia lebih
transparan, akuntabel. Serta tak dijadikan arena untuk menggoreng saham.
"Dan saya apresiasi kerja dari kejaksaan," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Erick Thohir dan Sandiaga merupakan rekan lama sesama pengusaha. Keduanya memiliki kedekatan personal meski pernah berbeda pandangan politik pada pilpres 2019 lalu.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin
telah genap 100 hari. Banyak kejadian menarik selama periode tersebut.
Salah satunya aksi bersih-bersih Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Erick Thohir di perusahaan negara.
Menteri Erick sempat berujar bahwa keinginan bersih-bersihnya untuk
menjaga nama baik BUMN. Dia menegaskan bahwa prinsip good corporate
governance (GCG) harus benar-benar diterapkan. Sehingga tidak hanya
sebatas jargon.
"Saya tidak mau yang namanya good corporate governance di BUMN hanya
sebuah lip service, sudah banyak sekali hal-hal yang juga terjadi yang
saya rasa kurang baiklah buat citra BUMN tanpa menyalahkan," tegas dia.
"Kita harus cari hal yang positif yang saling membangun saling
bersinergi sehingga tadi ada target-target bahwa kita harus menjadi
kompetisi," lanjut dia.
Menteri Erick pun menegaskan peran BUMN sebagai agen perubahan yang
menjadi motor penggerak tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Sekarang bukan lagi kabinet kerja tapi Indonesia maju. Ini sebuah hasil
yang diharapkan nyata untuk rakyat Indonesia," ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment