TANGSEL-Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota
Tangerang Selatan Sri Lintang Rosi Aryani angkat bicara soal wabah ulat
bulu yang belakangan ini mulai meresahkan warga Kota Tangerang Selatan.
Menurutnya, wabah ulat bulu yang biasanya muncul saat musim penghujan
perlu menjadi perhatian. Sebab sepakan terakhir pun, wabah ulat bulu
itu sudah mulai meresahkan warga Tangsel, seperti yang terjadi di
Perumahan Hakiki RT 05/02, Serua, Ciputat, Tangsel.
"Kalau wabah ulat bulu meluas, misalnya hampir di setiap kecamatan
perlu dianggarkan, namun tidak terlalu besar," ujar Lintang saat
dihubungi, Rabu (15/1/2020) malam.
Terlebih, hingga kini Pemerintah Kota Tangerang Selatan belum memiliki cairan khusus pembasmi serangga, atau pestisida. Sebagai alternatif, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota
Tangsel, hanya bisa menyemprotkan ulat bulu dengan cairan foam atau zat
kimia yang biasa dipakai untuk memadamkan kebakaran ringan. Alhasil,
usaha pembasmian itu pun tak cukup berhasil.
Namun, kata Lintang, jika memang serangan itu hanya terdapat di
beberapa rumah, maka masyarakat bisa menggunakan beberapa cara
sederhana.
"Bisa dibasmi dengan memangkas dahan dan daun sumber ulat, kemudian dibakar," katanya.
Selain itu, lanjut Lintang, untuk mencegah hewan kecil itu masuk
rumah, bisa juga diantisipasi dengan mengolesi oli bekas pada setiap
bagian yang memungkinkan ulat bulu bisa masuk.
"Karena ulat bulu tidak suka bau oli. Selanjutnya bisa ditambah
dengan diseprot pestisida alami yang bisa dibuat sendiri, yaitu dengan
mencampurkan air dengan sabun cair dan sagu," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment