JENEWA – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak seluruh 
menteri kesehatan agar segera berbagi data virus korona. WHO juga akan 
mengutus tim para ahli untuk berkoordinasi dengan mitranya di Tiongkok.
“WHO mengirim masker, sarung tangan, respirator, dan hampir 18 ribu 
baju isolasi dari gudangnya ke puluhan negara yang membutuhkan 
bantuan,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada Dewan 
Eksekutif di Jenewa, Swiss, Selasa (4/2).
Lebih dari 20 negara telah mengonfirmasi kasus 2019-nCoV sehingga 
mendorong WHO untuk mengumumkan darurat kesehatan global. Beberapa 
pemerintah juga melembagakan pembatasan perjalanan dan maskapai 
penerbangan menangguhkan penerbangan ke dan dari Tiongkok.
Menurut Tedros, pemberlakuan kebijakan itu harus singkat durasinya, 
ditinjau secara rutin, dan sebanding dengan risiko kesehatan 
masyarakat. “Pembatasan seperti itu dapat berdampak pada meningkatnya 
kekhawatiran dan stigma yang tak terlalu bermanfaat bagi kesehatan 
masyarakat,” katanya.
Duta Besar Tiongkok untuk PBB di Jenewa, Chen Xu, mengatakan kepada 
Dewan Eksekutif WHO bahwa beberapa pembatasan akan bertentangan dengan 
imbauan badan PBB.
Ia pun mengutip larangan masuk warga asing yang telah mengunjungi 
Tiongkok dalam 14 hari terakhir, penundaan penerbitan visa, dan 
pembatalan penerbangan.
“Jangan terlalu berlebihan,” kata Chen.
“Anda seharusnya mengikuti saran WHO dan menahan pembatasan 
terhadap perjalanan atau perdagangan internasional, menghindari tindakan
 diskriminatif, dan stigmatisasi.”
“Ini masih dan menjadi darurat bagi Tiongkok,” kata Tedros, mencatat 
bahwa 99 persen kasus virus korona berada di Tiongkok dan 97 persen 
kematian terjadi di Provinsi Hubei, terutama di pusat Kota Wuhan.
Negara Kaya 
WHO mengatakan wabah itu belum merupakan pandemi. Tedros menuduh 
negara-negara kaya gagal dalam tugas mereka dalam berbagi data. “Dari 
176 kasus yang dilaporkan di luar Tiongkok, WHO telah menerima formulir
 laporan kasus lengkap hanya 38 persen,” katanya.
Pernyataan WHO datang ketika Singapura, Malaysia, dan Thailand melaporkan infeksi baru yang tidak berasal dari Tiongkok.
Kemudian pada Rabu (5/2), pihak berwenang Jepang mengatakan 
setidaknya 10 penumpang di kapal pesiar membawa 3.711 orang memiliki 
virus.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, mengatakan bahwa spesimen 
dikumpulkan dari 273 orang di atas kapal Diamond Princess, yang tiba 
di Teluk Yokohama pada Senin. Sejauh ini, hasil dari 31 tes tersedia, 
dengan 10 dinyatakan positif.
Sementara itu, Hong Kong melaporkan kematian akibat virus korona 
pertama pada Selasa, kasus kedua di luar daratan Tiongkok dari wabah 
yang menyebabkan lebih dari 400 orang meninggal dan mengancam ekonomi 
global.
“Hingga kini, 27 kasus penyebaran virus ke sesama manusia telah 
dicatatkan di sembilan negara di luar Tiongkok,” demikian pejabat WHO.
Makau, pusat perjudian semi-otonom Tiongkok yang populer di kalangan 
pengunjung daratan, menutup semua kasino selama setidaknya dua minggu. 







0 comments:
Post a Comment