Jakarta - Kepala Makro Ekonomi dan Finansial Institute for
Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manan Pulungan
meminta kepada pemerintah untuk tidak terlalu berbangga dengan kenaikan
jumlah kelas menengah di Indonesia.
"Jangan bangga dulu. Kelas
menengah yang tumbuh masih baru, mereka hanya kuat di sisi konsumsi,
bukan produksi. Sehingga saat ini justru menjadi pasar impor," jelas dia
Kamis (6/2/2020).
Untuk diketahui jumlah kelas menengah
Indonesia mengalami kenaikan. Pada 2012 terdapat 74 juta kelas menengah
dan meningkat menjadi 141 juta kelas menengah pada 2020.
Klasifikasi kelas menengah sendiri diukur lewat penghasilan dengan nilai antara USD 2 - USD 20 per kapita per hari.
Rinciannya, untuk kelompok menengah poor middle atau pengeluran di bawah Rp 1 juta per bulan, kelas menengah middle dengan pengeluaran antara Rp 2 juta - Rp 3 juta per bulan, kelas menengah upper middle dengan pengeluaran antara Rp 3 juta - 5 juta per bulan.
Selanjutnya kelas menengah affluent dengan
pengeluaran antara Rp 5 juta - Rp 7,5 juta per bulan dan elite dengan
pengeluaran lebih dari Rp 5 juta - Rp 6 juta per bulan.
"Sedangkan
kelompok menengah yang terdapat di Indonesia didominasi kelas menengah
paling bawah. Boleh bangga tetapi kelas menengah ini masih baru sehingga
sensitif dengan kenaikan harga," katanya.
"Ia pun mengkhawatirkan bonus demografi Indonesia menuju massa kadaluarsa (aging society) pada 2045, dimana lonjakan lansia mencapai 63,31 juta jiwa," tutup Abdul.
Sebelumnya, Indonesia diprediksi akan terbebas dari jebakan negara
berpenghasilan menengah atau middle income trap pada 2036. Guna mencapai
hal tersebut, pemerintah kini telah mempersiapkannya lewat pembangunan
infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Wakil
Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Indonesia telah
terlalu lama berada di posisi middle income trap selama bertahun-tahun.
"Concern
saya, jika lihat data, pendapatan per kapita indonesa berada di antara
USD 3.500-4.000 untuk beberapa tahun. Saya pikir ini lebih lama dari
yang diperlukan. The rule of seven is not applied in indonesia. In the
last five, maybe 10 year," tutur dia di Nusa Dua, Bali, Kamis pada 5
Desember 2019.
Namun, ia menambahkan, Indonesia saat ini telah
memiliki modal kuat dalam bentuk populasi generasi muda yang besar. Oleh
karenanya, Suahasil memperkirakan NKRI bisa keluar dari middle income
trap pada 2036.
"Saat kita bicara middle income trap biasanya
orang akan berpikir tentang pendapatan per kapita. Mungkin untuk bisa
mencapai ke sana itu sekitar USD 9.000-10.000," jelas Suahasil.
0 comments:
Post a Comment