Data World Health Organization (WHO) membuktikan,
mayoritas pasien virus corona baru yang tersebar di berbagai dunia
berhasil sembuh. Dari angka infeksi mencapai 157.476 orang di 155 negara
per 15 Maret lalu, angka kesembuhan mencapai 75.953 orang.
Secara
virologi, jenis virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 memang
tidak terlalu mematikan. Sedikitnya, ada 10 virus lainnya yang lebih
mematikan dibanding virus corona baru, melansir Live Science, yakni sebagai berikut:
1. Marburg
Para ilmuwan menemukan virus
Marburg pada 1967, saat outbreak dalam skala kecil merebak di antara
para pekerja di Jerman. Mereka terkena infeksi dari monyet yang dibawa
dari Uganda.
Marburg mirip dengan Ebola, yang menyebabkan demam
tinggi. Demam yang sangat tinggi ini kerap menimbulkan syok, gagal
organ, kemudian kematian.
Angka kematian pada outbreak pertama
bahkan mencapai 25%. Namun, pada 1998-2000, angka kematiannya mencapai
80% saat terjadi outbreak di Kongo.
2. Ebola
Outbreak Ebola pertama pada
manusia diketahui terjadi di Sudan dan Kongo, tepatnya pada 1976. Ebola
ditularkan lewat kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, serta
kontak langsung dari orang atawa hewan yang terinfeksi.
Terdapat
lebih dari satu jenis virus Ebola, dan tingkat bahayanya bervariasi.
Elke Muhlberger, pakar virus Ebola di Boston University, menjelaskan,
salah satu jenis virus, Ebola Reston, tidak membuat orang sakit.
Namun, jenis Bundibugyo memiliki tingkat kematian sampai 50%, bahkan sampai 71% saat outbreak di Kongo.
3. Rabies
Meski pada 1920-an vaksin rabies
telah ditemukan, kasusnya masih sangat banyak di India dan Afrika.
“Virus rabies menghancurkan sel-sel otak. Penyakit yang sangat, sangat
parah,” tutur Muhlberger.
Sejatinya, manusia punya antibodi
untuk memerangi rabies. Tapi, jika hewan tidak divaksin rabies dan
terkena virus, kemudian menggigit kita, “Hampir bisa dipastikan 100%
Anda akan meninggal,” lanjut dia.
4. HIV
Dalam dunia modern saat ini, HIV
bisa jadi virus paling mematikan. Diperkirakan 32 juta orang meninggal
karena HIV sejak penyakit tersebut pertama kali ditemukan pada awal
1980-an.
“HIV adalah salah satu pembunuh paling sadis,” tutur
Dr Amesh Adalja, ahli penyakit menular untuk Infectious Disease Society
of America.
Obat antiviral yang telah diciptakan memungkinkan seseorang untuk hidup bertahun-tahun meski terkena HIV. Tapi, di beberapa negara miskin, infeksi HIV masih sangat tinggi.
Obat antiviral yang telah diciptakan memungkinkan seseorang untuk hidup bertahun-tahun meski terkena HIV. Tapi, di beberapa negara miskin, infeksi HIV masih sangat tinggi.
WHO
menyebutkan, di negara-negara miskin dan kurang berkembang, HIV
menginfeksi sebanyak 95% populasi. Sebanyak satu dari 25 orang Afrika
positif HIV.
5. Cacar
Pada 1980-an, World Health
Assembly mendeklarasikan “dunia bebas dari virus cacar”. Tetapi, sebelum
itu, manusia sudah memerangi virus ini selama ribuan tahun.
Penyakit
cacar membunuh satu dari tiga orang yang terinfeksi. Para pejuang cacar
kerap bertahan dengan luka permanen dan kebutaan.
Angka kematian di negara-negara luar Eropa lebih tinggi. Pada abad ke-20 saja, cacar membunuh 300 juta orang di seluruh dunia.
6. Hantavirus
Hantavirus Pulmonary Syndrome
(HPS) pertama kali menjadi perhatian di Amerika Serikat pada 1993. Saat
itu, seorang warga dan pasangannya yang tinggal di wilayah Four Corners
meninggal dunia karena kehabisan napas.
Beberapa bulan
setelahnya, petugas medis menemukan hantavirus dari tikus yang hidup di
rumah tersebut. Kini, lebih dari 600 orang di Amerika Serikat terkena
HPS, dengan angka kematian sebesar 36% berdasarkan Centers of Disease
Control and Prevention.
Virus tersebut tidak menular antarmanusia, tetapi dari kotoran tikus yang terinfeksi.
7. Influenza
Saat
musim flu, lebih dari 500.000 orang di dunia meninggal karena virus
influenza. Namun, terkadang beberapa jenis virus influenza menyebar
lebih cepat sehingga menimbulkan angka kematian yang lebih tinggi.
Pandemi
flu terburuk sepanjang sejarah adalah Spanish flu (flu Spanyol) yang
merebak tahun 1918. Virus ini menginfeksi sepertiga warga dunia, dan
membunuh 50 juta orang.
8. Dengue
Virus
dengue pertama kali muncul di Filipina dan Thailand pada 1950-an. Virus
ini hidup di wilayah tropis, termasuk Indonesia, dan ditransmisikan
lewat nyamuk Aedes aegepti.
Tiap tahun, dengue menginfeksi 50
sampai 100 juta orang di seluruh dunia. Di Indonesia , dengue terus
mewabah dari tahun ke tahun.
9. Rotavirus
Rotavirus adalah penyebab
utama diare parah pada bayi dan anak-anak. Virus ini juga menyebar
sangat cepat. Di negara-negara miskin, angka kematian akibat rotavirus
sangat tinggi karena pasien yang dehidrasi.
WHO memperkirakan 453.000 anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia karena rotavirus pada 2008.
10. SARS-CoV
Virus
yang menyebabkan gangguan pernapasan, atau SARS, pertama kali ditemukan
pada 2002. Virus ini berbeda dari SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang
saat ini merebak.
WHO menyebutkan, virus ini pertama kali
muncul dari Provinsi Guangdong, China. Usai mewabah di China, virus ini
kemudian menyebar ke 26 negara.
Penyakit ini mengakibatkan
demam, nyeri sendi, dan pneumonia. Angka kematian akibat penyakit ini
mencapai 9,6%, dan sampai saat ini belum ada vaksinnya.
Penulis: Sri Anindiati Nursastri
0 comments:
Post a Comment