KARAWANG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil
meminta para pengusaha untuk memanfaatkan peluang dari tingginya nilai
investasi yang masuk ke Jabar setiap tahunnya. Pada 2019, investasi yang
terealisasi di Jabar mencapai 137,5 triliun rupiah.
“Provinsi yang nilai konkret investasinya terbesar di Republik
Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat. (Investasi) kita sendiri 137,5
triliun yang hadir di Jawa Barat. Membawa pekerjaan, membawa transfer
teknologi, dan lain sebagainya,” ujar Ridwan Kamil pada pembukaan
Musyawarah Daerah (Musda) XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)
Jawa Barat di Swiss-Belinn Hotel, Karawang, Senin (9/3).
Untuk itu, ia meminta pengusaha lokal di Jabar tidak hanya menjadi
penonton agar muncul konsep ekonomi berkeadilan, yaitu pengusaha lokal
berpartisipasi menyukseskan investasi.
“Dari nilai investasi 137 triliun yang terealisasi, haruslah urusan
jalannya, konstruksinya, suply barangnya, kateringnya, itu dikelola oleh
pengusaha daerah sehingga ekonomi berkeadilan,” tambahnya seperti
dikutip melalui press rilis Humas Pemprov Jabar.
Dihadapan pengusaha muda, ia memaparkan sejumlah langkah Pemerintah
Provinsi Jabar dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui lima
strategi ekonomi. Pertama, yakni ekonomi infrastruktur di mana berbagai
proyek infrastruktur seperti jalan tol Bandung-Cilacap, Cisumdawu,
pembangunan bandara baru di Sukabumi, proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung, hingga reaktivasi jalur kereta api menjadi prioritas
pembangunan di Jabar.
Ekonomi Hijau
Kedua, adalah ekonomi berkelanjutan di mana pembangunan berbagai
proyek pengolahan sampah terpadu menjadi bagian dari sistem ekonomi
hijau atau berkelanjutan di bumi Parahyangan.
Saat ini, Pemprov tengah membangun Tempat Pengolahan dan Pemrosesan
Akhir Sampah (TPPAS) terpadu di Bogor. TPPAS ini bisa mengubah sampah
menjadi batu bara. Selain itu, pihaknya tengah melakukan proses lelang
pembangunan TPPAS di Kabupaten Bandung dan Garut untuk mengubah sampah
menjadi listrik. “Membangun (tempat pengolahan) sampah plastik menjadi
BBM sedang dibangun di Bandung dan Bogor.
Membangun listrik dari tenaga air sedang dibangun di Sukabumi,
membangun listrik dengan solar cell sedang dibangun di Waduk Cirata,”
papar Kang Emil.
Selain itu, pembangunan ekonomi inklusif yang menyasar masyarakat
ekonomi menengah ke bawah dalam program pengembangan ekonomi inklusif.
Kemudian ekonomi digital, dan strategi ekonomi pariwisata.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang
juga Ketua Dewan Pembina BPP HIPMI Bahlil Lahadalia mengatakan, BKPM
saat ini fokus untuk melibatkan para pengusaha lokal melalui invetasi
yang ada.
“Perintah Presiden kepada kami, bagaimana setiap investasi masuk baik
dari asing maupun dalam negeri yang ke daerah wajib hukumnya untuk
melibatkan pengusaha lokal dan UMKM yang memenuhi syarat,” ujar Bahlil
0 comments:
Post a Comment