“Belakangan Syaikh Dr Jahid bin Siddiq
alkholidi guru besar tarikat di Malaysia menggunakan adzan tujuh dan
satu iqomah untuk merawat berbagai penyakit.”
JANGAN Pernah sepelekan adzan. Baru baru
ini, suatu lembaga riset yang mempublish hasil temuannya melalui layar
computer ‘dapat dilihat reaksi virus’ ketika mendengar suara musik dan
adzan. Ternyata ada perbedaan yang menyolok.
Ketika virus didengarkan suara muzik,
hasilnya virus itu memberikan reaksi dinamis, cenderung membesar.
Sebaliknya, ketika didengarkan suara adzan, virus itu mengecil.
Kajian ilmiah ini dijelaskan dan relevan
dengan hikmah adzan dari hadis-hadis masyhur, bahwa suara adzan
ditakuti setan, jin iblis. Lihat hadis riwayat Abu Huraira, bahwa, setan
akan lari dengar adzan dan hadis riwayat Abdullah bin Umar (Sahih
Muslim) tentang anjuran adzan ketika dalam perjalanan malam yang
mencekam, apa karena hujan lebat atau dingin yang sangat.
Itu sebabnya, ketika berada dalam
keadaan mencekam selalu dilantunkan adzan. Karenanya, hari-hari ini,
ketika kita berjibaku melawan Covid-19, umat Islam seharusnya mencermati
kembali hikmah di balik adzan. Harus diakui, belakangan adzan sering
dilupakan. Bahkan kita telah mendengar suara miris, yang menyebut adzan
bisa menganggu seseorang.
Apakah virus itu bagian dari jin dan iblis?
Menurut pandangan perubatan allopathy diantara sumber penyakit adalah kuman dan virus. Islam menerima pandangan tersebut.
Sebab dalam khazanah Islam ada faktor
lain yaitu jin dan syaitan yang bertubuh halus, seperti angin yang
tinggal di atas bumi ini dan jumlahnya lebih banyak dari manusia.
Ada kemungkinan besar, bahwa, kuman dan
virus sebenarnya termausk golongan jin dan syaitan, sebagaimana yang
diutarakan oleh dua orang ulamak mesir, yaitu Syeikh Mohd Abduh dan
muridnya Syeikh Saiyid al-Reda.
Keduanya yakin, bahwa, jin yang begitu
dikenal dalam Islam yang hidup dan bertubuh halus itu adalah kuman dan
virus seperti yang dikenal dalam perubatan barat.
Syeikh Saiyid al-Reda menyebutkan pandangnnya mengenai jin dalam kitab tafsirnya, al-Manar dengan katanya: هذا العصر بواسطة النظرات المكبرة وتسمى بالمكروبات, يصح أن يكون نوعا من الجن, وقد ثبت أنها علل لاكثر الأمراض:
Maksudnya: “Dan ahli ilmu kalam (Tauhid)
berkata, sesungguhnya jin itu adalah (kejadian Allah) yang bertubuh
halus dan hidup yang tidak dapat dilihat. Sesungguhnya telah pun kita
katakan berkali-kali dalam kitab Tafsir al-Manar bahwa dapat disebutkan
(kejadian Allah) yang hidup, bertubuh halus yang dapat dipastikan dan
dikenal di zaman ini melalui mikroskop sebagai virus itu adalah
sebenarnya sejenis jin. Dan telah diketahui secara pasti ia adalah
menjadi sebab kebanyakan penyakit”. (Rujukan halaman 585, al-Tafsir wa
al-Mufassirun)
Jadi? Mungkin juga sebagian dari kuman
dan virus adalah jin dan syaitan, sedang sebagian yang lain adalah kuman
dan virus yang bukan jin dan syaitan. Sebab menurut pandangan pakar
perubatan allopathy sebagian virus dan kuman dapat dibuat di ruang
penelitian.
Dari keterangan di atas, dapat
disimpulkan bahwa faktor yang menjadi sebab penyakit ada empat, kuman
virus, jin dan syaitan. Syaitan dan jin adalah sejenis kejadian Allah
yang sama diciptakan dari api, berdasarkan apa yang Allah terangkan
dalam surah al-Kahfi ayat 50.
Testimoni
Kita pernah mendengar kisah sebab
musabab adzan tujuh di Cirebon. Konon ia adalah bentuk ikhtiar para
wali ketika itu, untuk mengusir wabah dengan adzan tujuh. Adzan tujuh
adalah adalah adzan yang dikumandangkan 7 orang secara bersama-sama.
Belakangan Syaikh Dr Jahid bin Siddiq
alkholidi guru besar tarikat di Malaysia menggunakan adzan tujuh dan
satu iqomah untuk merawat berbagai penyakit.
Kesimpulan
Merujuk sabda Nabi tentang hikmah adzan
untuk usir jin setan iblis, sementara sebagian ulama meyakini bahwa
virus adalah salah satu bentuk jin, dan kajian ilmiah yang membuktikan
virus Corona melemah dg suara adzan, maka, sebagai salah satu ikhtiar
kita mengatasi mewabahnya virus Corona ini adalah dengan adzan tujuh
satu iqomat.
Kalau pun tidak, adzan tetap bisa
dilakukan di dalam rumah untuk membebaskan rumah dari corona, rumah
sakit, masjid atau secara individu sebagai imun. Semoga virus Corona
segera diangkat oleh Allah swt dari bumi Indonesia dan umat kita bisa
menjalankan ibadah puasa dengan hikmad. Wallahu ‘alam bisshowwab. (*)
Jakarta, 4 /4/2020
Mukhlas Syarkun
0 comments:
Post a Comment