SERANG – Wakil Ketua Komisi III DPRD Banten Ade
Hidayat mengkritisi kebijakan yang diambil Gubernur Banten tentang
penetapan rekening kas umum daerah pada Bank BJB. Dampaknya Bank Banten
tak lagi menyimpan seluruh penerimaan daerah dan untuk seluruh
pengeluaran daerah.
“Misalnya uang dari pembayaran retribusi dan pajak serta uang untuk
pembayaran PNS, semua kini dialihkan ke BJB. Dampaknya besar dan
tentunya merugikan Bank Banten,” katanya, Jumat (24/4/2020).
Ia menilai, kebijakan tersebut tidak tepat karena Bank Banten masih
membutuhkan perhatian dari Pemprov Banten. Lebih mengherankan lagi,
Gubernur tak berkoordinasi terlebih dahulu dengan Komisi III DPRD Banten
tentang pemindahan kas umum daerah dari Bank Banten. Padahal, kebijakan
itu dianggap strategis dan perlu dibahas secara bersama DPRD Banten
“Jadi harusnya Gubernur fokus membantu penyehatan Bank Banten. Karena
Gubernur kan dalam hal ini selaku PSPT. Publik akan bertanya, sejauh
ini apa yang untuk menyehatkn Bank Banten, bukan malah sebaliknya,”
katanya.
Kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Banten tersebut sama saja secara
perlahan mematikan Bank Banten. “Padahal di situ ada amanah rakyat,
harus mengamankan uang rakyat, di situ ada modal rakyat. Sekarang kan
kita tahu, rekam jejaknya bahwa Gubernur tidak sama sekali melakukan
langkah-langkah penyehatan,” katanya.
Buktinya, lanjut dia, sejak awal Gubernur membiarkan Bank Banten
hingga terjadi seperti sekarang ini. “Pasti publik akan mempertanyakan
itu kepda Gubernur. Karena Gubernur hanya bilang Bank Banten tidak sehat
kepada kita semua. Tapi Gubernur lepas tanggungjawab, tidak ikut
bekerja menyehatkan Bank Banten. Menurut saya itu salah, saya pikir
rakyat Banten harus datang rame-rame menanyakan ini kepada Gubernur
Banten, karena Gubernur sudah membiarkan Bank Banten kolaps,” ujarnya.
Selama ini ia mengaku tak melihat langkah strategis yang dibuat
Gubernur Banten dalam menyehatkan Bank Banten. “Mana buktinya, enggak
ada toh. Semua tahu enggak ada langkah strategis. Gubernur itu pemimpin,
harus menyeimbangkan diantara keduanya,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan kebijakan diambil di tengah situasi sedang
pandemi Covid-19. Harusnya Gubernur Banten fokus dalam penanganan
Covid-19 bukan malah mengeluarkan kebijakan yang bisa berakhir dengan
pro kontra. “Kami DPRD Banten tidak mengetahui apa alasannya. Karena
tidak pernah diajak bicara oleh Gubernur Banten terkait kebijakan ini,”
ujarnya.
0 comments:
Post a Comment