TANGSEL—Untuk memutus mata rantai penyebaran virus
corona atau Covid-19, Pemkot Tangsel telah memberlakukan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB). Namun, sampai sekarang ini jumlah kasus
covid-19 terus meningkat. Tidak menutup kemungkinan,PSBB akan
diperpanjang.
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan,
pihaknya sudah memiliki rencana untuk memperpanjang waktu PSBB. Hal itu
karena jumlah korban virus mematikan itu terus bertambah di Tangsel.
“Rencana perpanjangan mungkin saja dilakukan. Jika masyarakat masih
menyepelekan aturan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota
Nomor 13 tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB dalam rangka penanganan
corona virus disease 2019 (Covid-19),” ungkapnya kemarin.
Menurut
Benyamin, sampai hari ini pelaksanaan PSBB masih banyak warga yang
ditemukan melanggar. Padahal, aturan itu dibuat untuk mencegah
penyebaran covid-19. Karena itu, akibatnya pun jumlah kasus virus corona
di Tangsel terus bertambah.
“Karena ukuran disiplinnya atau
outcome dari disiplin itu, adalah angka kesakitannya kasus Cocid-19 yang
menurun. ODP (orang dalam pemantauan) berkurang, PDP (pasien dalam
pengawasan) berkurang,” jelasnya.
Karena itu, PSBB harus terus
diketatkan. Dia menuturkan, melihat jumlah kasua tersebut yang
rencananya awalnya PSBB akan berakhir pada 1 Mei, kemungkinan akan kita
perpanjang sampai dua minggu ke depan.
“Perpanjangan itu tak akan dilakukan, kecuali masyarakat dapat
mematuhi segala aturan PSBB tersebut. Tapi kalau meningkat terus, ya
mohon maaf,” tegasnya.
Sementara itu pertambahan kasus baru pasien
Covid-19 terus dinamis setiap hari. Terbaru, Kamis (23/4), dalam 24 jam
pertambahan kasus baru masih relatif tinggi yakni sebanyak 357 kasus.
Sehingga total kasus positif sebanyak 7.775 orang.
Juru Bicara
Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, jumlah pasien
yang tercatat adalah data yang terkonfirmasi positif dengan real time
PCR. Sehingga pasien positif tersebut bukanlah pencatatan dari hasil
Rapid Test.
“Data yang dihimpun dan diakui Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) adalah pasien dengan uji tes real time PCR. Ada 43
laboratorium yang menguji karena adanya ketersediaan reagent,” kata
Yurianto dalam konferensi pers, Kamis (23/4).
Sejauh ini spesimen
yang sudah diperiksa adalah sebanyak 59.935 spesimen dengan 48 ribu
lebih kasus. Satu orang bisa diambil spesimennya lebih dari satu kali.
Sedangkan
jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yakni sebanyak 195.948 dan sebagian
besar sudah selesai dipantau kesehatannya. Lalu Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) adalah sebanyak 18.283.
Angka kesembuhan terus lebih tinggi
dibanding angka meninggal. Kali ini angka pasien sembuh bertambah 47
orang. Sehinhga menjadi 960 pasien. Dan pasien meninggal bertambah 11
jiwa sehingga total kematian menjadi 647.
Rincian pasien sembuh
masih terdapat di 5 provinsi tertinggi. Di antaranya Jakarta sebanyak
326 pasien sembuh, Jawa Timur sebanyak 112 pasien sembuh, Jawa Barat
sebanyak 87 pasien sembuh, Sulawesi Selatan sebanyak 80 pasien sembuh,
dan Bali sebanyak 55 pasien sembuh.
“Keberhasilan upaya penanganan
Covid-19 adalah karena peran serta masyarakat, kerja keras RT RW sampai
pelaksanaan isolasi mandiri perorangan sampai kelompok. Dan kepatuhan
dalam melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” tegas
Yurianto.
“Maka tetap tinggal di rumah. Bagi umat islam saatnya
ibadah Ramadan bersama keluaga. Sebab jika melakukan perjalanan,
perjalanan kita tak aman akan banyak Orang Tanpa Gejala (OTG). Pakai
masker dan batasi waktu saat keluar rumah,” tutup Yurianto.







0 comments:
Post a Comment