![]() |
Anggota Komisi X DPR RI, Himmatul Aliyah. (Dok : DPR).
|
JAKARTA-Anggota Komisi X DPR
RI, Himmatul Aliyah mendorong pemerintah segera memberikan solusi
kepada para tenaga kerja yang mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK)
dari perusahaan akibat lesunya perekonomian dikarenakan merebaknya wabah
Covid-19.
Menurut data yang ia miliki, sudah ada ribuan tenaga
kerja yang dirumahkan tanpa upah sehingga akan berdampak signifikan
secara sosial ekonomi.
Dalam rilis yang diterima Parlementaria,
Aliyah mengungkapkan bahwa sudah selayaknya paling tidak para karyawan
tersebut diberikan golden-shake hands atau uang kompensasi sehingga
mereka paling tidak dapat bertahan hidup menghadapi kondisi tidak pasti
seperti ini.
Tentunya apabila hal ini didiamkan saja, menurutnya
bisa menimbulkan gerakan sosial di kalangan bawah yang berpotensi
timbulnya gejolak politik.
“Data Disnakertrans DKI Jakarta
merinci, dari 9.096 perusahaan dengan 72.770 merumahkan pekerja/buruh;
dan 2.008 perusahaan dengan 16.065 melakukan PHK pekerja/buruh. Hal ini
harus menjadi perhatian serius Pemerintah Pusat dan DKI untuk mendapat
solusi yang cepat. Pendataan yang dilakukan oleh Disnakertrans DKI
Jakarta untuk segera dilakukan dengan data yang valid dan transparan.
Memastikan pelaksanaannya mencapai sasaran yg tepat,” terangnya.
Politisi
Partai Gerindra ini meminta pemerintah menerapkan program kartu
pra-kerja melalui pelatihan keterampilan kerja sebagai program nasional
dari Pemerintah Pusat.
Terkait dengan wabah Covid-19 saat ini, ia
mendorong pemerintah harus pro-aktif dan mencarikan solusi teknis
tentang jenis pelatihan dan pendampingan sementara yang tepat.
”Terkait
dengan wabah Covid-19, perlu dicari solusi teknis pelatihan dan
pendampingannya. Saya meminta Disnakertrans DKI Jakarta untuk secara
aktif memberikan perhatian, pendampingan dan informasi kepada masyarakat
DKI Jakarta yang terkena dampak virus Corona ini. Dan memastikan tepat
sasaran,” jelasnya.
Politisi dapil DKI Jakarta II ini pun
menyoroti dampak terjadinya wabah penyakit terhadap tenaga kerja
perempuan yang memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Menurutnya
sebagai buruh yang menghidupi keluarga, seharusnya para perempuan ini
dapat menjadi prioritas utama bagi pemerintah untuk segera diberikan
bantuan secara materiil.
"Sekitar 70 persen pekerja perempuan di
DKI Jakarta tentu terkena dan mereka bertanggung jawab atas kelangsungan
rumah tangga, termasuk kesehatan anggota keluarganya, ditambah
penghasilan yang menurun akibat wabah penyakit dan di-PHK adalah
kombinasi fatal pemukul daya beli yang menjadi persoalan ekonomi
keluarga,” jelasnya.
0 comments:
Post a Comment