JAKARTA-PHK karyawan dan tambahan angka pengangguran di Tanah Air menjadi
bukti nyata dahsyatnya hantaman badai corona atau covid-19. Menteri
Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah
mengatakan jumlah pekerja yang dirumahkan atau terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19 bisa lebih dari 3 juta
orang.
Menaker mengatakan, jumlah pekerja terdampak mungkin saja lebih
banyak dari data yang dimiliki oleh Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), karena masih ada individu terdampak yang belum melapor ke
Kemnaker atau Dinas Ketenagakerjaan di daerah.
"Akibat berhentinya roda perekonomian kita, ada saudara-saudara kita
yang kehilangan pekerjaan, di-PHK atau kehilangan pendapatan. Jumlahnya,
kalau data di Kementerian Ketenagakerjaan tidak sedikit, 3 juta lebih
yang terdaftar," kata Menaker Ida Fauziah.
Khusus pengangguran, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah
angka pengangguran di Indonesia memang telah mengalami peningkatan
sebelum wabah virus corona (Covid-19) masuk ke Tanah Air pada Maret
2020. Menurut laporan BPS, terpantau ada sekitar 6,88 juta pengangguran
di Indonesia pada Februari 2020, naik dari periode yang sama tahun
sebelumnya yang sebesar 6,82 juta.
Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan jumlah angkatan kerja pada
Februari 2020 ada sebanyak 137,91 juta orang, naik 1,73 juta dibanding
Februari 2019.
Potensi Tambahan Pengangguran 5,23 Juta orang
Berdasarkan catatannya, dalam setahun terakhir jumlah pengangguran
bertambah 60.000 orang, yang didominasi oleh para lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yakni sebesar 8,49 persen.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah
mengatakan pihaknya mengantisipasi perkiraan penambahan sekitar 2,92
juta hingga 5,23 juta orang pengangguran di Indonesia jika pandemi
Covid-19 terus berlangsung.
"Di samping data yang telah kami kompilasi, kami juga antisipasi
pengangguran yang bisa bertambah 2,92 juta orang hingga 5,23 juta orang.
Kami terus mencoba untuk terus menekan tingkat pengangguran, agar tetap
di bawah dua digit," kata Ida dalam telekonferensi pers reguler
berbahasa Inggris dari Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (18/6).
Menaker Ida berharap situasi dunia usaha segera membaik agar roda
kegiatan ekonomi dapat bergerak, yang pada akhirnya menyerap kembali
tenaga kerja. Pada kuartal I 2020, investasi masih tumbuh yang
menyebabkan pembukaan lapangan kerja hingga 300 ribu orang.
Di masa transisi kebiasaan baru, Menaker berharap aliran investasi
dapat terus bertumbuh hingga akhir tahun agar dapat meningkatkan
penyerapan tenaga kerja.
Presiden Joko Widodo, ujar Ida, telah menetapkan enam kebijakan strategis untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap dunia kerja.
Enam kebijakan itu adalah, pertama, paket stimulus ekonomi untuk
dunia usaha agar tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kedua,
insentif pajak penghasilan bagi para pekerja, ketiga, jaring pengaman
sosial melalui program perluasan bantuan sosial (bansos) bagi pekerja
formal dan informal.
Kemudian, keempat, pemberian prioritas Kartu Prakerja bagi para
pekerja yang menjadi korban PHK. Kelima, perluasan program industri
padat karta, dan keenam adalah perlindungan bagi para Pekerja Migran
Indonesia (PMI).
Fokus Anggaran Atasi Pengangguran
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bahwa penyebaran Virus Corona telah meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan.
Oleh karena itu, pada 2021 fokus pemulihan ekonomi harus ditujukan
untuk mengembalikan momentum penurunan tingkat kemiskinan dan
pengangguran yang sudah berhasil diturunkan secara signifikan dalam
periode lima tahun terakhir.
"Dukungan DPR untuk dapat menyusun dan melaksanakan strategi
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas serta merata sangat
penting," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna bersama DPR, Jakarta,
Kamis (18/6).
Indonesia, kata Sri Mulyani, telah memiliki pengalaman panjang untuk
dapat menentukan kebijakan apa yang berhasil dan bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata serta
berkelanjutan atau sustainable.
"Pemerintah mengajak DPR untuk mendukung reformasi kebijakan di
berbagai bidang yang benar-benar berhasil mengentaskan kemiskinan dan
menurunkan tingkat pengangguran dan memperbaiki kualitas hidup
masyarakat," jelasnya.
Dalam rangka menurunkan kemiskinan dan pengangguran di tahun depan,
pemerintah berupaya melakukan sejumlah kebijakan. Proses pemulihan
ekonomi ke depan, harus bersifat inklusif dan harus bisa meningkatkan
kualitas kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata
0 comments:
Post a Comment