![]() |
BOGOR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
menyimpulkan ada empat masalah yang dihadapi orang tua dan siswa dalam
menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Keempatnya adalah
ketersediaan sarana pembelajaran, kuota internet, penyederhanaan
kurikulum, dan penerapan pendidikan karakter.
Nadiem mengaku berkomitmen untuk menaklukkan tantangan tersebut. Masalah internet misalnya, dia berjanji memperbaiki kualitas jaringan. Namun perlu ada kolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan internet.
"Saya sadari kondisi ini sangat serius dan perlu segera diatasi, karena faktor ini adalah penentu penyampaian konten pembelajaran kepada siswa. Saya sangat mengapreasiasi perjuangan dan kesabaran para guru dan orang tua yang telah semaksimal mungkin memfasilitasi PJJ bagi anak-anak," ucap Nadiem di depan para guru SMP Al Ghazaly, dalam kunjungannya Kamis (30/7/2020). Sementara untuk kurikulum, Nadiem mengatakan Kemendikbud dalam waktu dekat akan mengumumkan skema penyederhanaan yang bisa diterapkan dalam kondisi darurat. "Kami sedang merancang apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah kurikulum dan pengadaan kuota, kami mendengar keluhan ini dan meresponsnya," lanjut Nadiem di SMK Ma'arif NU Ciomas.
Menurut Nadiem, model pembelajaran saat ini mengedepankan fleksibilitas. Dengan begitu, sekolah bisa mengatur apa yang cocok untuk kondisi mereka. ”Lakukan yang terbaik untuk anak. Ketika saya melihat intitusi sudah melakukan yang terbaik untuk anak, saya menghargai kreativitas tersebut," kata Nadiem di SMA Regina Pacis, Bogor.Menurut Nadiem, ada masukan agar Kemendikbud menetapkan satu aplikasi yang sama untuk digunakan secara massal oleh sekolah dalam PJJ. Namun dia lebih berpikir untuk memberikan keleluasaan sesuai dengan konsep merdeka belajar. "Banyak platform yang bisa menjadi pilihan, kami beri kemerdekaan guru untuk menentukan yang terbaik," ucapnya.
Nadiem mengaku berkomitmen untuk menaklukkan tantangan tersebut. Masalah internet misalnya, dia berjanji memperbaiki kualitas jaringan. Namun perlu ada kolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait untuk meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan internet.
"Saya sadari kondisi ini sangat serius dan perlu segera diatasi, karena faktor ini adalah penentu penyampaian konten pembelajaran kepada siswa. Saya sangat mengapreasiasi perjuangan dan kesabaran para guru dan orang tua yang telah semaksimal mungkin memfasilitasi PJJ bagi anak-anak," ucap Nadiem di depan para guru SMP Al Ghazaly, dalam kunjungannya Kamis (30/7/2020). Sementara untuk kurikulum, Nadiem mengatakan Kemendikbud dalam waktu dekat akan mengumumkan skema penyederhanaan yang bisa diterapkan dalam kondisi darurat. "Kami sedang merancang apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah kurikulum dan pengadaan kuota, kami mendengar keluhan ini dan meresponsnya," lanjut Nadiem di SMK Ma'arif NU Ciomas.
Menurut Nadiem, model pembelajaran saat ini mengedepankan fleksibilitas. Dengan begitu, sekolah bisa mengatur apa yang cocok untuk kondisi mereka. ”Lakukan yang terbaik untuk anak. Ketika saya melihat intitusi sudah melakukan yang terbaik untuk anak, saya menghargai kreativitas tersebut," kata Nadiem di SMA Regina Pacis, Bogor.Menurut Nadiem, ada masukan agar Kemendikbud menetapkan satu aplikasi yang sama untuk digunakan secara massal oleh sekolah dalam PJJ. Namun dia lebih berpikir untuk memberikan keleluasaan sesuai dengan konsep merdeka belajar. "Banyak platform yang bisa menjadi pilihan, kami beri kemerdekaan guru untuk menentukan yang terbaik," ucapnya.
0 comments:
Post a Comment