![]() |
Walikota Cilegon Edi Ariadi dan Direktur Produksi PT Krakatau Posco, Lee Sang Ho usai menandatangani nota kesepahaman kerja sama. |
CILEGON – Pemkot Cilegon mewacanakan penggunaan
material slag dari PT Krakatau Posco (KP) untuk pembangunan
infrastruktur akses Jalan Lingkar Utara (JLU). Hal itu diungkapkan
Walikota Cilegon, Edi Ariadi usai menandatangani nota kesepahaman
(Memorandum of Understanding/MoU) dengan perusahaan baja patungan antara
Pohang Iron and Steel Corporation (Posco) dan PT Krakatau Steel
tersebut, Kamis (16/7/2020) kemarin.
“Pemerintah membuka (peluang), agar bisa limbah-limbah (hasil daur
ulang slag-red) itu bisa dimanfaatkan menjadi salah satu agregat untuk
infrastruktur. Nanti kita lihat, satu kubiknya berapa, transport dan
jaraknya berapa dihitung. Misalnya JLU itu kan di Palm Hill sampai ke
arah Grogol, slagnya ada di Krakatau Posco, dihitung berapa kalau sampai
ke JLU,” ujar Edi.
Dikatakan Edi, rencana pemanfaatan material yang sudah melalui proses
daur ulang menjadi produk agregat itu akan menggantikan agregat alam
seperti batuan split yang selama ini digunakan pemerintah daerah dalam
betonisasi jalan. Material slag dari PT KP juga rencananya akan
digunakan untuk akses jalan menuju pelabuhan Warnasari yang dikelola PT
Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM), salah satu BUMD.Ini kan baru MoU ya, barulah nanti akan ada perjanjian kerja sama.
Karena kebijakan pemerintah itu kan harus mengurangi substitusi impor
ya, kemudian local content. Kalau memang (agregat slag) ini bisa menjadi
bahan yang mengefisienkan pembangunan dan sebagainya, terutama biaya,
saya kira Pemerintah Kota menyambut baik,” katanya.
Sementara Direktur Technology, Business and Development PT KP, Wahyu
Wirawan berharap tindak lanjut atas MoU tersebut dalam bentuk perjanjian
kerja sama dapat disegerakan, terutama untuk pembangunan akses JLU
sepanjang 12,5 kilometer.
“Jadi nanti di perjanjian kerja sama itu, baik soal teknisnya maupun
komersialnya kan bisa lebih clear. Slag ini kan produk samping ya, dia
adanya kalau kita produksi baja. Kita buka kerja sama dengan Pemerintah
Kota ini, maka (limbah slag) akan semakin terserap dan tidak menjadi
problem yang menggunung,” katanya.
Dengan pemanfaatan agregat slag ini, lanjut Wahyu, belanja
infrastruktur pemerintah daerah bisa lebih ditekan sekira 20 persen.
“Kalau untuk usia (infrastruktur jalan dengan material agregat
slag-red), menurut penelitian jauh lebih lama kekuatannya. Karena secara
umum sudah sangat biasa digunakan di dunia,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment