SERANG, (KB).- Adanya kebijakan Kemenpan-RB untuk
meniadakan rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2020 cukup
berpengaruh di Kota Serang. Terlebih, pada sekolah-sekolah yang masih
banyak kekurangan guru.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Serang Ritadi B Muhsinun kepada Kabar
Banten, Senin (13/7/2020).
“Kalau pengaruh pasti, terutama guru yang selama ini masih kekurangan. Meskipun ada guru bantu, honorer,” katanya.
Selain di sekolah, ucap dia, kekurangan pegawai juga banyak di
jabatan struktural, seperti di beberapa kelurahan yang masih belum
ideal, padahal seharusnya kelurahan diisi satu lurah, sekretaris, dan
tiga kepala seksi.
“Di kelurahan belum terisi semua strukturnya, kalau yang
kosong-kosong saat ini sih sudah di plt (pelaksana tugas) kan kalau
secara penyelenggaraan pemerintahan sudah tertangani lah,” ucapnya.
Idealnya, ujar dia, berdasarkan analisa jabatan dan beban kerja.
Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang berjumlah sekitar
6.600. Namun, saat ini jumlahnya hanya mencapai sekitar 4.400-an.
“Guru juga banyak yang pensiun, struktural juga banyak yang pensiun,
tapi ini kan kondisi yang harus kami hadapi, dari segi kekurangan itu
kami menyesuaikan,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang,
Nursalim menuturkan, kebijakan tidak adanya rekrutmen CASN 2020 akan
sangat berdampak bagi sekolah. Terutama sekolah dasar (SD) yang masih
banyak kekurangan guru negeri.
“Bahkan, ada salah satu SD yang gurunya hanya satu dengan kepala
sekolah, sisanya guru honor semua, sukwan, kami banyak sekali
kekurangan, karena SDM yang ada di SD, SMP, tapi yang paling parah di
SD,” tuturnya.
Terlebih, ucap dia, tahun ini jumlah guru yang pensiun cukup banyak.
Bahkan, hanya dalam satu bulan ini saja, dia sudah menerima sekitar 20
guru ataupun kepala sekolah yang pensiun.
“Yang jelas tidak ada dampak yang serius, tapi lama kelamaam
teman-teman sukwan ini kan honornya di bawah UMR, sehingga kami tidak
bisa jamin mereka selamanya, mungkin mereka ingin mencari penghidupan
yang lain,” ujarnya.
Jika dipresentasikan, ujar dia, saat ini jumlah guru yang berstatus
PNS kemungkinan hanya berada pada kisaran 30-40 persen, sedangkan
sisanya lebih banyak yang berstatus guru sukwan atau honorer.
“Bahkan yang saya katakan tadi itu, guru negerinya cuma kepala
sekolah dengan satu orang guru. Sementara harus menghadapi enam kelas,
akhirnya tentu kan sukwan, tenaga honor,” ujarnya.
Meski demikian, ia menjamin hal itu tidak akan berpengaruh terhadap
kualitas pendidikan. Karena, meskipun banyak guru yang berstatus tenaga
honor atau sukwan, mereka semuanya sudah menempuh jenjang pendidikan
hingga Strata satu.
“Kawan-kawan yang sukwan juga kan rata-rata sarjana pendidikan, yang
penting kita terus berupaya meningkatkan SDM yang ada,” katanya.







0 comments:
Post a Comment