SERANG – Masyarakat adat Baduy akan menggelar
riungan besar terkait beredarnya surat yang mengatasnamakan warga Baduy
kepada Presiden Jokowi. Surat yang menyebutkan permohonan masyarakat
Baduy untuk dihapus dari destinasi wisata nasional tersebut sebelumnya
telah menimbulkan polemik.
Di dalam surat tersebut ada beberapa poin yang menyebutkan
kegelisahan masyarakat Baduy, salah satunya dampak label objek wisata
adat. Selain menyebutkan persoalan modernisasi yang menerpa masyarakat
adat juga berdampak pada persoalan sampah
Meski persoalan tersebut sudah menjadi isu yang lama di tengah
masyarakat Baduy, permintaan menghapus Baduy dari salah satu destinasi
wisata nasional sempat dibantah oleh Jaro Pamarentah karena surat
tersebut dinilai tidak bisa merepresentasikan masyarakat Baduy secara
keseluruhan.
“Iya Sabtu (11/7/2020) ini akan ada riungan (pertemuan) di sana.
Membicarakan soal sikap masyarakat adat Baduy. Saya juga diminta hadir
dalam acara tersebut,” kata Uday Suhada, aktivis yang pernah terlibat
dalam advokasi masyarakat adat Baduy, Kamis (9/7/2020).
Ketua Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Banten Paundra Bayu
Aji juga mengaku akan hadir dalam pertemuan penting tersebut. “Saya juga
akan hadir kemungkinan menginap di sana, karena kalau riungan kan tidak
sebentar, semoga dari hasil riungan itu ada hasil yang baik,” kata dia.
Sebelumnya beredar informasi pernyataan sikap masyarakat adat badui
yang meminta dihapus dari salah satu destinasi wisata wisata nasional.
surat tersebut ditujukan untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Ada empat orang yang mengaku mendapat mandat dari masyarakat adat Baduy untuk menyampaikan surat tersebut kepada Presiden.







0 comments:
Post a Comment