JAKARTA-Pemerintah gencar memberikan berbagai stimulus dan insentif kepada masyarakat guna mendongkrak ekonomi nasional selama masa pandemi Covid-19. Berbagai insentif dikeluarkan, yang terbaru yakni pencairan gaji ke-13 untuk PNS pada hari ini, yang telah mencapai Rp13,57 triliun dari total anggaran Rp28,82 triliun.
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan stimulus tambahan lainnya. Seperti intensif Rp2,4 juta pada pekerja bergaji di bawah Rp5 juta, Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, non-PKH sembako, hingga bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan, sejumlah stimulus yang pemerintah keluarkan tersebut bisa mengangkat angka konsumsi masyarakat. Ditargetkan konsumsi rumah tangga bisa naik hingga level 0 persen pada kuartal III-2020.
"Pemerintah akan terus berusaha agar growth konsumsi di kuartal III paling tidak mendekati 0 persen. Itu yang kami harapkan," kata Sri Mulyani dalam sesi teleconference, Senin (10/8).
Sebagai perbandingan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 lalu tumbuh negatif 5,51 persen. Itu berbanding terbalik dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu, di mana konsumsi rumah tangga tumbuh 5,18 persen.
Aktif Tingkatkan Daya Beli
Sri Mulyani meminta keterlibatan masyarakat untuk ikut aktif meningkatkan daya belinya. Sebab, pemerintah tak akan bisa untuk mendorong konsumsi masyarakat sendirian.
Sri Mulyani memohon bantuan kepada masyarakat golongan menengah atas untuk jadi faktor utama penggerak konsumsi rumah tangga. Sebab, kelompok tersebut tak perlu stimulus tambahan lagi untuk meningkatkan daya beli.
"Kelompok menengah atas ini sangat tergantung pada rasa percaya diri mereka, apakah mereka cukup confidence lakukan konsumsi apabila Covid-19 belum 100 persen teratasi. Sebab yang lakukan konsumsi itu terutama kelompok menengah atas, tergantung confidence penanganan Covid-19 ini," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment