![]() |
uasana di gerbang kampus Universitas Gadjah Mada. |
Yogyakarta - Univeritas Gadjah Mada
(UGM) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan dua skenario pelaksanaan
kuliah tatap muka. Skenario pertama dilaksanakan pertengahan Agustus,
skenario kedua perkuliahan mundur di Oktober-November.
Rektor UGM Panut Mulyono menjelaskan alasan utama pihaknya berani
menggelar kuliah tatap muka. Menurut dia, hal itu karena seluruh tenaga
pendidik dan civitas akademika UGM sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
"Perkuliahan tatap muka nantinya tetap menerapkan sistem campuran
yaitu dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring)," kata Panut di
Yogyakarta, Senin (30/3).
Panut mengatakan kegiatan akademik yang telah berlangsung di UGM
berupa praktikum dan penelitian di laboratorium dengan penerapan
protokol kesehatan.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Djagal Wiseso
menerangkan kegiatan kuliah tatap muka bakal mempertimbangkan jumlah
kasus Covid-19 usai Lebaran.
"Target kami pertengahan Agustus perkuliahan tatap muka bisa
dilaksanakan. Namun jika usai Lebaran terjadi lonjakan kasus, maka
skenario kedua yaitu di Oktober atau November kita pilih," ujarnya.
UGM meminta mahasiswa membawa surat persetujuan orang tua atau wali
mahasiswa untuk mengikuti kuliah di kampus. Pada tahap awal ini,
mahasiswa yang ikut kuliah tatap muka diprioritaskan untuk mereka
yang berdomisili di DIY dan Jawa Tengah.
"Kuliah luring ini kami lakukan bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," ucapnya.
Di samping menyertakan surat persetujuan orang tua, mahasiswa yang ikut kuliah luring akan diminta menjalani tes bebas Covid-19.
"Secara periodik kita lakukan pemeriksaan dengan GeNose," katanya.
0 comments:
Post a Comment