JAKARTA - Upaya mendorong dekarbonisasi merupakan tanggung jawab semua pemangku kepentingan (stakeholder) khususnya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diharapkan jadi inisiator dalam meningkatkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT).
Pengamat Energi dari Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan sinergi BUMN sangat vital dalam rangka mengejar target bauran energi yang ditetapkan serta menekan emisi karbon. "Melalui sinergi BUMN proses pendanaan juga menjadi lebih murah dan gotong royong," kata Mamit.
Melalui terobosan kerja sama beberapa perusahaan BUMN diharapkan semakin membuat produksi EBT semakin murah, sehingga memantik minat masyarakat menggunakan energi hijau.
Kerja sama antar-BUMN diharapkan diperluas hingga ke lembaga-lembaga pemerintah, baik kementerian maupun pemerintah daerah (pemda). Begitu pula swasta perlu diajak dalam memanfaatkan EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) agar dekarbonisasi dilakukan dari segala lini.
Pada akhir pekan lalu, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengapresiasi terobosan yang dilakukan PT Bukit Asam Tbk dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam membangun PLTS di Tol Bali Mandara. Langkah tersebut, kata Erick, merupakan dukungan nyata BUMN dalam pengurangan emisi karbon global dan Presidensi G20 2022.
Kerja sama yang dibangun itu merupakan salah satu langkah konkret untuk mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE). "Kita berkomitmen untuk mencapai target net zero emision pada 2060," kata Erick.
Dia juga berharap kerja sama itu dapat menghadirkan nilai tambah, terutama bagi ekonomi, sosial, dan lingkungan sekitar.
Panel Surya
Sementara itu, PT PLN (Persero) seperti disampaikan Direktur Utama, Darmawan Prasodjo, mengatakan pihaknya tengah menggarap ladang panel surya seluas 1,46 hektare yang menghasilkan listrik bersih sebanyak 1,3 megawatt peak di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan.
Ladang panel surya itu ditargetkan beroperasi secara komersial pada semester pertama tahun ini untuk menambah bauran energi terbarukan dan mendukung komitmen Indonesia mempercepat program transisi energi.
"PLTS Hybrid Selayar adalah langkah awal dari banyak titik yang sedang kami kerjakan. Ke depan, PLN akan terus melakukan pembangunan pembangkit listrik yang berbasis pada energi terbarukan," kata Darmawan. Panel surya tersebut, jelasnya, juga meningkatkan potensi berbagai objek wisata sekaligus mendorong kegiatan ekonomi masyarakat melalui sistem kelistrikan yang kian andal. Pembangunan itu menelan investasi 39,5 miliar rupiah yang diproyeksikan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 1.400 ton karbon dioksida per tahun. Kehadiran PLTS itu menambah total daya kelistrikan di Selayar menjadi 11,65 megawatt dengan beban puncak 6,4 megawatt sehingga masih ada cadangan daya 5,25 megawatt.
0 comments:
Post a Comment