JAKARTA (Kontak Banten) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan di sebagian wilayah Indonesia masih dapat meningkat hingga pertengahan 2022. Kondisi ini disebabkan La Nina bertahan hingga pertengahan 2022.
"Jadi La Nina masih bertahan. Artinya, potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan 2022m," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers yang dikutip Jumat (25/3).\
Dwikorita menyebut, sekitar 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat memasuki musim kemarau. Total zona musim di Indonesia mencapai 342.
Dia menjelaskan, kondisi iklim di Indonesia sangat tergantung pada situasi di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Jika di Samudra tersebut masih terjadi La Nina, maka Indonesia berpotensi diguyur hujan.
La Nina Diprediksi Melemah
Berdasarkan pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik, hingga pertengahan Februari 2022, La Nina masih berlangsung. Sementara di Samudra Hindia menunjukkan Indian Ocean Dipole Mode dalam kondisi netral.
Indian Ocean Dipole Mode merupakan selisih antara suhu air laut di permukaan ujung barat dengan ujung timur Samudera Hindia.
"Kemudian wilayah Pasifik Tengah dalam kondisi La Nina. Demikian juga Indian Ocean Dipole Mode dalam kondisi negatif," ujarnya.
Menurut Dwikorita, kondisi La Nina diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada periode Maret hingga Mei 2022. Sementara kondisi Indian Ocean Dipole Mode diprediksi akan kembali netral pada Maret hingga Agustus 2022.
"Prediksi ini akan kami perbarui setiap 10 harian," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment