WASHINGTON - Pertemuan Menteri Keuangan dan Bank Sentral negara-negara kelompok 20 (G20) pekan lalu di Washington diwarnai aksi walk out (meninggalkan pertemuan) dari beberapa pejabat, saat delegasi Russia bersiap untuk berbicara pada pertemuan tersebut.
Delegasi yang keluar dari ruangan, antara lain Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), Inggris, dan Kanada beranjak keluar dari ruangan.
Mereka enggan tinggal mendengarkan pernyataan Menteri Keuangan Russia, Anton Siluanov, yang bergabung secara virtual, maupun wakil Menkeu Rusia, Timur Maksimov, yang hadir langsung dalam pertemuan tersebut, serta Gubernur Bank Sentral Russia, Elvira Nabiullina, tentang ekonomi global. "Kami mendukung #Ukraina dan melawan perang agresi Russia," kata Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, dalam unggahan foto aksi yang tidak biasa itu di atrium besar gedung HQ2 IMF.
Bahasa pedas dari pejabat keuangan yang biasanya sopan seperti Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang mengutuk "perang ilegal dan tidak beralasan Russia melawan Ukraina", menyoroti bagaimana invasi mendominasi pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington, minggu lalu.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dalam beberapa kesempatan mengatakan invasi itu merupakan "kemunduran besar" bagi ekonomi global. Sebab itu, lembaga tersebut memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini dari 4,4 persen yang diperkirakan baru-baru ini pada Januari menjadi 3,6 persen. "Dampak perang di Ukraina dalam menaikkan harga pangan dan energi akan menciptakan bencana kemanusiaan di banyak negara miskin," kata Kepala Bank Dunia, David Malpass.
Sementara itu, departemen stabilitas fiskal dan keuangan IMF memperingatkan tekanan utang di antara negara-negara miskin karena mereka menghadapi badai inflasi yang meningkat, pertumbuhan yang lebih rendah, dan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi.
Ukraina sendiri dilaporkan akan kehilangan 35 persen dari produksi tahun ini dan meminta lebih banyak bantuan untuk mengatasi krisis anggarannya. Dibutuhkan lima miliar dollar AS per bulan untuk tiga bulan ke depan hanya untuk menjaga negara tetap berjalan.
Tingkatkan Kesediaan Dana
Sementara itu, Georgieva mendesak negara-negara maju untuk meningkatkan dan menyediakan dana yang dibutuhkan. "Menimbun lebih banyak utang di atas utang yang sudah mereka bawa dalam situasi pendapatan yang berkurang tajam dan pengeluaran yang meningkat secara signifikan adalah tidak bijaksana," katanya. Meskipun Russia hanya menyumbang 2,7 persen dari ekonomi global, menjadi jelas minggu ini bahwa kemunculannya kembali sebagai negara paria akan merusak kerja sama global. G20, yang memiliki sedikit aturan formal dan bertindak sebagai forum pembicaraan yang berharga di antara ekonomi terbesar dunia, sepenuhnya terhalang oleh partisipasi berkelanjutan Russia dan pemogokan oleh negara-negara barat.
0 comments:
Post a Comment