"Pada saat ini kita semua sadar waktu penentuan nama itu pada
waktunya nanti akan muncul. Sekarang biarkan proses koalisi itu berjalan
dulu. Nanti dari situ kita berbicara tentang nama," katanya usai acara
Deklarasi Relawan IndonesiAnies di Jakarta Covention Center, Jakarta Pusat, pada Rabu (2/11)
Kemudian, dia menegaskan tiga kriteria cawapresnya, yaitu membantu pemenangan, membantu stabilitas koalisi dan efektivitas pemerintahan.
"Saya sering sampaikan ada tiga kriteria. Satu, membantu pemenangan. Kedua, membantu stabilitas koalisi. Ketiga, efektivitas pemerintahan," ujarnya.ebelumnya, Demokrat menyodorkan AHY dan PKS ingin Ahmad Heryawan (Aher) menjadi calon wakil presiden Anies.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan punya analisis dari dua tokoh calon pendamping Anies tersebut. Dia mengatakan, AHY lebih menguntungkan dari segi elektabilitas.
"Secara individu, di berbagai survei, elektabilitas AHY sebagai cawapres lebih tinggi dari Aher. Karena nama Aher cenderung belum muncul sebagai nama cawapres yang unggul," kata Djayadi Hanan, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (1/11).
Tak hanya dari segi elektabilitas, AHY juga mampu meraup suara dukungan dari Jawa Timur. Sementara Aher hanya kuat di Jawa Barat, karena mantan Gubernur Jawa Barat.
"Sebagai mantan Gubernur Jabar, Aher lebih kuat di Jawa Barat, sedangkan AHY, kemungkinan bisa lebih kuat di Jawa Timur. Karena basis Demokrat ada juga di Jatim, terutama daerah asal SBY dan beberapa daerah di sekitarnya. Secara elektabilitas, Anies mungkin bisa lebih terbantu bila berpasangan dengan AHY karena Anies lemah sekali di Jatim, dan cukup kuat di Jabar," jelasnya.
Djayadi menyebut, sosok AHY dipersepsikan sebagai sosok nasionalis. Yang mana, sosok tersebut sangat dibutuhkan Anies untuk mencari dukungan.
"Anies lebih dipersepsi dekat dengan kalangan Islam, sama dengan Aher. Sedangkan AHY lebih dipersepsi sebagai nasionalis. Sehingga AHY bisa lebih saling melengkapi dengan Anies (komplementaritas)," ujar dia.
Kendati demikian, dia yakin AHY tak cuma bersaing dengan Aher. Tapi nama besar seperti Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Sebab, Khofifah juga memiliki basis suara dukungan yang lumayan cukup banyak.
0 comments:
Post a Comment