RANGKASBITUNG ( KONTAK BANTEN) Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten mempercepat pembangunan rumah hunian tetap (huntap) bagi korban bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Lebak Gedong dan Cipanas.
"Kita tentunya merasa prihatin korban bencana alam tahun 2020
hingga kini belum memiliki huntap,"kata Penjabat Bupati Lebak Iwan
Kurniawan di Rangkasbitung, Lebak,Selasa.
Para korban bencana banjir bandang dan tanah longsor kini menempati
tempat hunian sementara (huntara) yang disediakan Pemerintah Kabupaten
Lebak.
Kondisi mereka tentunya perlu percepatan penanganan ke relokasi yang aman dari bencana alam dengan membuat pembangunan huntap.
Karena itu, ia minta dinas tekait untuk segera menyiapkan beberapa
langkah dan melakukan percepatan terhadap pembebasan lahan untuk
pembangunan huntap.
Percepatan penanganan bagi korban bencana banjir bandang dan tanah
longsor agar warga mendapatkan tempat tinggal yang lebih nyaman.
“Saya minta kepala dinas terkait segera berkoordinasi dan
komunikasikan dengan pihak terkait, untuk progres pembangunan huntap
bagi warga korban bencana banjir dan tanah longsor bisa
direalisasikan,"katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan hingga kini belum
direlokasi warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor akibat
terbentur lahan.
Pemerintah daerah hingga kini kesulitan untuk membangun hunian
tetap (huntap) untuk warga korban banjir bandang ke tempat yang lebih
aman, karena terkendala lahan itu.
Sebagian besar warga korban bencana alam itu berada di lokasinya di
kaki Gunung Halimun Salak yang berpotensi banjir bandang dan longsor.
Masyarakat yang terdampak banjir bandang tahun 2020 tercatat 378
rumah tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Curug Bitung, Cipanas dan
Sajira.
"Kami berharap pembangunan huntap untuk warga korban bencana banjir
bandang dan tanah longsor bisa direalisasikan memiliki huntap,"
katanya.
Sementara itu, Iyan (60), tokoh masyarakat di lingkungan Huntara I
Cigobangq, Kabupaten Lebak, mengatakan warganya empat tahun menempati
gubuk-gubuk tenda huntara dengan kondisi tidak layak huni juga acap
bocor di musim hujan.
Gubuk huntara itu memiliki ruangan sekitar 4×4 meter, terpaksa
tidur bersamaan dengan istri dan anak-anak hingga saling berdesakan
dalam ruangan sempit itu.
Warga yang menempati gubuk di Blok Huntara I sekitar 86 kepala
keluarga (KK) Cigobang Kecamatan Lebak Gedong terkadang mengalami
gangguan kesehatan lingkungan, terlebih menjelang Ramadhan.
"Kami berharap pemerintah setempat secepatnya bisa merealisasikan
huntap agar hidup lebih aman dan nyaman serta sehat dan layak huni itu,"
katanya menjelaskan.*
0 comments:
Post a Comment