LEBAK KONTAK BANTEN Petani Kabupaten Lebak, Banten menyebutkan penurunan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar 20 persen dapat meningkatkan produksi pangan.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Sabtu mengatakan, petani menyambut gembira atas kebijakan pemerintah menurunkan HET pupuk bersubsidi yang dipastikan dapat meningkatkan produksi pangan, karena mereka akan menambah luas tanam.
Sebab biaya produksi pangan juga berkurang dari sebelumnya rata-rata Rp10 juta kini menjadi Rp7 juta per hektare.
Menurut dia, usaha pertanian khususnya padi pangan dapat mewujudkan kehidupan sejahtera bagi petani usai kebijakan pemerintah menurunkan HET pupuk bersubsidi.
Penurunan harga pupuk bersubsidi mulai berlaku tanggal 22 Oktober 2025, sesuai Keputusan Menteri Pertanian RI No.1117/Kpts./SR.310/M/10/2025.
HET Pupuk Urea turun 20 persen dari Rp2.250 per kilogram menjadi Rp1.800 per kilogram dan untuk kemasan 50 kilogram, harga turun dari Rp112.500 menjadi Rp90.000 per sak.
Begitu juga pupuk organik turun dari Rp800 per kilogram menjadi Rp640 per kilogram.
"Kami minta petani dapat menambah luas tanam juga menjaga produksi pangan," katanya.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan, petani di wilayahnya sangat gembira adanya penurunan HET pupuk bersubsidi, sehingga dapat menggenjot produksi dan produktivitas pangan juga pendapatan ekonomi petani menguntungkan.
Karena itu, pihaknya bersama 150 petani lainnya dipastikan pada tanam Oktober-November 2025 menambah luas dari sebelumnya 100 hektare dan dipastikan 150 hektare.
"Kami menilai kebijakan Menteri Amran Sulaiman cukup tepat dengan menurunkan HET pupuk bersubsidi, karena mampu mendukung program swasembada pangan dan kesejahteraan petani," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung mengatakan, penurunan HET pupuk bersubsidi tentu petani merasa terbantu untuk meningkatkan produksi pangan dengan biaya bisa berkurang.
"Kami memastikan biaya produksi padi pangan sekitar Rp7 juta per hektare usai penurunan pupuk itu," kata Ahmad.







0 comments:
Post a Comment