Apa Arti kemenangan
Dalam bahasa Al Quran ada kata Fath: Kemenangan (AlQuran Surat An Nashr (Al Quran Surat 110)
ayat 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. 2. Dan
engkau melihat manusia berbondong-bondong manusia masuk agama Allah, 3.
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepadaNYa,
sungguh Ia Penerima Taubat(Terjemah AlQuran Per Kata, Tajwid Warna
Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)
Pertama-tama yang patut disepakati apa tujuan kemenangan Islam?
Kemenangan Islam adalah bukan kemenangan orang perorang (individu)
ataupun bukan pula kemenangan suatu ras atau etnis tertentu, tetapi
dalam AlQuran surat 110, kemenangan Islam adalah kemenangan kemanusiaan
yaitu berduyun-duyunnya ummat manusia memperoleh hidayah Allah SWT
tujuan kemenangan Islam sejalan dengan tujuan perjuangan dakwah para
nabi dan RosulNya Allah SWT, apa tujuan dari perjuangan para Nabi dan
Rosul wabilkhusus Rosul SAW, adalah agar ummat manusia
memperoleh nikmat Allah yang tertinggi atau terbesar apakah gerangan
itu? yaitu memperoleh sesuatu hal yang tidak akan pernah dapat diberikan
oleh siapa pun melainkan hanya Allah SWT dalam hal ini adalah maksudnya
hidayah Allah SWT, kemudian timbul pertanyaan berikutnya: siapakah
penentu satu-satunya kemenangan Islam? AlQuran Surat Ali Imran ayat:160:
in yanshurkullah falaa ghooliba lakum wa in yakhdzulkum faman
dzalladzii yanshurkum min ba’dihi wa ‘alallahi fal
yatawakkalilmu’miniiin, artinya: Jika Allah menolong kamu, maka
tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah
itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin
bertawakkal. Dalam ayat ini Allah secara jelas dengan gaya bahasa dialog
dan retoris menyatakan bahwa Dia adalah sebagai satu satunya Yang dapat
memberikan dan menetukan kemenangan bagi ummat (maksudnya ummat Islam),
yaitu Allah SWT.
Konsep Apa yang diinginkan dan diajarkan oleh Sang Penentu mengenai
kemenangan Islam? Apakah kita ummat Islam saat ini, sudah layak
dimenangkan atas lawan-lawan kita?
Konsep konsep kemenangan selain konsep Islam juga ada konsep konsep
kemenangan di luar konsep Islam, maka pertanyaannya adalah: kita sebagai
muslim mau pilih konsep yang mana?
AlQuran Surat Ali Imran berbicara tentang orang yang beruntung (Faaz) ayat 185: Faman zuhziha ‘anninnaari wa udkhilaljannata faqod faaz, artinya:
Dan barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam
surga sunnguh ia memperoleh kemenangan. (Terjemah AlQuran per kata,
Tajwid Warna Robbani, PT. Surya Prisma Plangi, 1433 H)
Sering dalam benak atau pemikiran seseorang yang mengaku muslim,
bahwa hakekat, motivasi serta tujuan yang sebetulnya dari kemenangan
Islam, tidak sekedar, tidak difahami oleh orang-orang non muslim saja
seperti misalnya orang orang Barat, yang menyangka bahwa kemenangan
Islam itu adalah hanya sekedar peperangan dalam arti pertempuran yang
satu ke pertempuran lainnya semata hanya dalam arti fisik seperti
misalnya yaitu sebatas gerakan untuk mengangkat senjata atau pedang,
migrasi besar besaran sebagian manusia ke wilayah-wilayah taklukan atau
jajahan untuk dikuasai dan dijarah semua apa yang ada padanya termasuk
tawanan tawanan wanitanya untuk dijadikan hamba sahaya (malakat
aimanakum), dan kemajuan fisik duniawi yang dimotivasi semata-mata oleh
jiwa haus dan rakus akan pangkat, jabatan dan kekuasaan, namun
ternyata hal ini bahkan juga tidak difahami oleh sebagian besar
orang–orang yang mengaku sebagai kaum Muslimin itu sendiri, yaitu
orang-orang yang menganggap bahwa suatu ekspansi wilayah atau perluasan
daerah kekuasaan saja ke dalam wilayah kekuasaan Islam itu adalah
merupakan kemenangan yang hakiki dalam Islam, dan hal ini dianggap
sebagai suatu tindakan yang penuh jasa bagi para mujahid-mujahid Islam
di sepanjang masa.
Orang-orang non Muslim atau orang-orang Barat dan orang Islam yang
beranggapan sedemikan berpersepsi yang sama dalam hal ini mengenai
artim yang hakiki dari kemenangan Islam. Mereka dalam hal ini memiliki
pendirian yang sama sama jauhnya dari penjelasan yang sesumgguhnya dari
Allah Subhaanahu wata’ala tentang hakekat kemenangan Islam. Dan jika
manggapan mereka benar penjelasan Allah dalam AlQuran bukan termaktub
sbb.: Pada ayat yang kedua dari Surat ini: Dan kamu lihat manusia
berbondong –bondong masuk agama Allah, tentu berubah ayat ini menjadi:
Dan kamu lihat wilayah wilayah yang ditaklukan menjadi semakin besarnya.
Jika kita mau sedikit berfikir yaitu dengan menanyakan: mengapa
kemenangan menurut konsepnya Allah berbeda dengan konsepnya manusia?
Jawabnya tentunya adalah jika kita bandingkan konsep orang tua dengan
anaknya yang belum dewasa saja sudah berbeda seperti misalnya : Sang
Anak merasa menang bahagia jika dia dibebaskan dari tugas hari hari
harus besekolah, belajar mengaji, rajin mengerjakan tugas atau PR atau
tugas lainnya di sekolah, dia akan bahagia dan merasa mendapat
kemenangan hakiki jika dapat mengalahkan kemauan orang tuanya untuk
harus bersekolah dan dibiarkan bermain dan bermain sepuasnya, entah apa
itu main anak2an, orang2an, rumah2an, sekolah2an, guru2an, orang
kaya-orang kayaan, dlsb.
Mengapa Kemenangan Islam Diartikan Dengan Turunnya Hidayah Atas ummat Manusia?
Kembali ke pertanyaan mengapa Allah artikan kemenangan dalam bentuk
berbondong-bondongnya manusia masuk agama Allah? Mengapa bukan dengan
bertambah luasnya wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam. Atau
bertambah kayanya kaum muslimin dengan bertambah banyaknya hamba-sahaya
hamba sahaya non muslim yang ditawan yang pada gilirannya, dapat
diperjualbelikan di pasar budak dengan harga yang sangat tinggi? Tetapi
mengapa kemenangan menurut Allah itu seakan dibukakan pintu hidayah
sehingga manusia berduyun-duyun memperoleh hidayah sehingga mereka dapat
berbondong-bondong menikmati hidayah dengan memasuki agama Islam dengan
penuh kesukarelaan tanpa paksaan? Pada hal kita tahu, Allah SWT
berfirman:
“Tidak boleh ada paksaan dalam agama, yang benar itu telah jelas berbeda dari yang tidak benar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 256).
Jika dicoba dicari hikmahnya yaitu Allah berikan hidayah karena
hidayah adalah suatu bentuk pemberian tertinggi yang dapat diberikan
Allah kepada hambanya, bukan harta benda, wilayah, pangkat, jabatan
atau kedudukan, atau yang lain sebagainya. Bukankah kita sering
mengulang-ulang ucapan bahwa kita patut bersyukur atas nikmat terbesar
dari Allah SWT yaitu adalah nikmat iman dan Islam.
Coba bayangkan semua dapat diwariskan atau diberikan dari makhluk ke
makhluk seperti kekuasaan, harta benda, wilayah dlsb. Namun iman atau
hidayah hanya Allah sebagai satu-satunya Zat Yang mampu memberikan,
bukan yang lain bahkan Nabi saw sekalipun tidak akan pernah mampu untuk
memilki kewenangan untuk itu (lihat kasus paman beliau Abu Tholib
sampai sampai Allah sendiri yang menjelaskan mengenai perihal paman
beliau sendiri). Jadi menangnya Ummat Islam menurut Allah yaitu
merupakan perwujudan dari pemberian hadiah terbesar dari Allah SWT buat
ummat manusia sesuai tujuan azasi atau tujuan hakiki perjuangan
Nabi-nabi yaitu terselamatnya manusia secara berduyun-duyun dari ancaman
nerakaNya Allah menuju SurgaNya Allah SWT. Fathul Mekkah dan kemenangan
yang Allah sebutkan dalam surat An Nashr bukan sesuatu yang ujug ujug
turun begitu saja tetapi hal ini merupakan suatu rangkaian panjang sejak
perjuangan yang dilakukan oleh Nabi saw dari mulai beliau diutus terus
selama 13 tahun perjuangan di bawah penindasan oleh kafir kafir Qureys,
kemudian digenapi selama 10 tahun di Madinah Al Munawarah.
Hakikat Kemenangan Yang Diberikan Allah SWT
Kemenangan yang Allah berikan kepada Nabi kita dan Ummat Islam pada
waktu itu khas tiada duanya maksudnya yaitu tidak sama dengan yang Allah
beri kepada Nabi-nabi yang lain. Kemenangan yang ada di AlQuran buat
Baginda Nabi saw adalah kemenangan hakiki dengan tersebarnya hidayah,
bahkan hidayah juga tersebar ke lubuk lubuk hati yang telah begitu benci
akan Islam seperti: Hidun, Abu Sofyan, Ikrimah bin Abi Jahal, Sofwan
bin Umayah, Suheil bin Amr, dllnya.
Mungkin perlu diluruskan sedikit image Islam khususnya image tentang
arti kemenangan Islam yang telah dikaburkan atau dirusak, dan hal ini
tidak saja menyangkut tentang kemenangan-kemenangan Islam itu semata,
tetapi juga mengenai pemikiran Islam itu sendiri. Kemenangan Islam
adalah kemenangan agama Islam karena dengan terbukanya hidayah dari
Allah SWT, maka terbuka pula lubuk-lubuk hati manusia untuk menerima
Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan bagi seluruh ummat manusia
yang terhidayah.
Allah SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling berkenalan.” (QS.
Al-Hujurat [49] : 13)
Bahkan di jaman Nabi saw sendiri juga sudah beranekaragam motif dan
tujuan orang-orang dalam suatu perjuangan bahkan dalam hal ini boleh
jadi mereka juga ikut berjuang bersama Nabi saw juga, sehingga suatu
ketika Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang:
“Orang yang berjuang untuk mencari harta rampasan, orang yang
berjuang untuk mencari keharuman nama, orang yang berjuang agar dikagumi
orang, manakah di antara mereka yang berjuang di jalan Allah?”
Beliau SAW menegaskan:“Siapa yang berjuang untuk menegakkan kalimat
Allah yang tinggi, Ia berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Disini Al-Qur’an dan Hadis Nabi menegaskan kepada kita hakekat dan
tujuan peperangan dalam Islam dan hakekat dan tujuan kemenangan Islam
secara jelas.
Coba bandingkan dengan peperangan yang dilakukan oleh tentara salib
pada waktu Perang Salib-nya yang terkenal itu, bukan saja dalam
penindasan yang dilakukan orang Spanyol terhadap orang-orang Islam di
Andalusia, tetapi juga terjadi di Yerusalem ketika tentara salib
menginvasi kota banyak bayi mati dibanting dengan kejam ke lantai atau
ke tanah, banyak wanita diperkosa, dan pembantaian terjadi dimana-mana
(sumber dari National geographic).
Islam sekali-kali tidak pernah mengajarkan bahwa peperangan
dilancarkan, atau kemenangan dicapai, dengan maksud agar suatu bangsa
atau rupa bentuk manusia berkuasa. AlQuran menyatakan bahwa manusia
telah dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal,
bukan untuk saling berbunuhan, bukan untuk saling menguasai (QS.
Al-Hujurat [49] : 13). Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan segala
macam peperangan dan kemenangan yang ditimbulkan atas dasar fanatisme
kebangsaan, warna kulit atau bahasa, seperti yang diajarkan oleh Adolf
Hitler. Saat ini bangsa yahudi yang telah pernah dijadikan proyek
percontohan peperangan gaya Adolf Hitler malah mempraktekkan hal sama
kepada bangsa Palestina.
Islam juga tidak mengajarkan peperangan dilakukan, atau kemenangan
diraih, dengan tujuan semata untuk memperoleh ghonimah atau untuk
mencari keuntungan materi. Oleh sebab itu Islam tidak mengajarkan
praktek kolonialisme, Islam tidak pernah melakukan Occupation
(pendudukan) tetapi Nabi saw dan para shahabatnya datang untuk melakukan
liberation /pembebasan (Prof Moshe Sharon).
Islam diperjuangkan dan dimenangkan berdasarkan niat suci untuk mencari keridhoan Allah SWT.
“Siapa yang berjuang untuk ketinggian kalimat Tuhan yang tinggi, ialah yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi sangat jelas sudah hakekat kemenangan Islam adalah sangat jauh
berbeda antara kemenangan Islam itu dan kemenangan-kemenangan militer
lain. Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi
Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran [3] : 19)
Ada pun yang dimaksud dengan menjadikan kalimat Allah dan
menjadikannya kalimat Allah tinggi mengandungi arti menjadikan Islam itu
kepunyaan Allah, yaitu agama seluruh umat manusia, tanpa mengenal batas
kebangsaan, ras, etnis, kesukuan dlsb. Islam bagi Allah saja (mukhlishiina lahuddiin) secara mutlak berarti mengikhlaskan hati untuk Allah saja, bukan untuk yang lain. Allah memerintahkan kita dalam berdakwah:
“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pelajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya.”
(QS. An-Nahl [16] : 125)
Hampir dapat dipastikan bahwa pemimpin muslim dalam
peperangan-peperangannya yang pertama, juga dalam kebanyakan peperangan
yang terjadi kemudian, mempunyai tujuan hanya semata-mata untuk
menegakkan kalimat Allah, dan agar Islam itu menjadi satu-satunya
sistem kehidupan seluruh umat manusia, bukan dengan melalui paksaan,
tetapi dengan melalui da’wah yang mencontoh dakwahnya Nabi saw. Allah
SWT berfirman:“Hai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Tuhan
adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)
Ciri utama sistem Islam adalah sistem yang adil yang menjamin hak-hak
yang sama untuk setiap muslim. Pemimpin yang berkuasa beserta setiap
anggota keluarganya, atau suatu kelompok tertentu dalam masyarakat,
tidak diberi privilege apa pun, melebihi hak-hak setiap orang yang
menjadi rakyat jelata. Sistem Islam memberi jaminan keadilan mutlak
dalam hubungan antara golongan dan antara bangsa. Islam menjamin
keadilan antara bangsa apa pun di dunia ini.
“Dan janganlah sampai kebencian suatu kaum terhadapmu menjadikan kamu
bertindak tidak adil. Selalulah bertindak adil, karena hal itu lebih
mendekati ketaqwaan.” (QS. Al-Maidah [5] : 8)
“Kalau kamu berkata maka berkatalah dengan adil walaupun mengenai kaum kerabat sendiri” (QS. Al-An’am [6] : 152)
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terwujudnya syariah Islam di muka bumi dan hanya kalimat Allah itu menjadi yang tertinggi.
Allah Berfirman: “Berlaku adillah kamu, sesungguhnya Allah suka kepada orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat [49] : 9)
“Mengapa kamu tidak berjuang di jalan Allah, dan untuk kepentingan
orang yang tertindas, laki-laki, wanita dan anak-anak yang berkata, ‘Hai
Tuhan kami! Keluarkanlah kami dari negara yang penduduknya aniaya ini.
Jadikanlah bagi kami seorang pemimpin dari sisi-Mu. Jadikanlah bagi kami
seorang penolong dari sisi-Mu’.” (QS. An-Nisa’ [4] : 75)
Kesimpulan
Kesimpulan dari seluruh pembahsan singkat ini, adalah bahwa
peperangan dalam Islam dan kemenangan dalam Islam dapat diwujudkan
sampai terwujudnya kebebasan da’wah dan kebebasan beragama, juga
keadilan mutlak untuk seluruh manusia.
Jadi kemenangan Islam itu adalah kemenangan yang berlaku bagi seluruh
umat manusia, yang belum pernah ada baik sebelumnya mau pun setelahnya
fathul Mekkah. Kemenangan Islam bukanlah kemenangan menguasai suatu
wilayah ataupun harta benda, tetapi merupakan kemenangan terhadap atas
setiap hati nurani ummat manusia di suatu tempat mana pun di muka bumi.
0 comments:
Post a Comment