Tangerang-Pemkot Tangerang sedang menjajaki kerjasama di bidang transportasi
dengan PT Banten Metro Transit Indonesia untuk mewujudkan pembangunan
Light Rail Transit (LRT).
Rencana ditandai dengan kunjungan Kadihub Provinsi Banten, Revri
Aroes yang didampingi Direktur PT Banten Metro Transit Indonesia Thomas
beserta Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA) Agus Purnomo ke
Kantor Walikota Tangerang, belum lama ini.
Walikota yang menerima langsung kunjungan tersebut menyampaikan
ketertarikannya untuk segera merealisasikan pembangunan LRT yang telah
lama digagas. “Saat ini kami sedang konsen membenahi kemacetan,” kata
Arief.
Menurutnya, penyelesaian persoalan kemacetan tentunya harus
diselesaikan secara bersama atau integrasi dengan daerah lain yang
berbatasan langsung dengan Kota Tangerang, seperti Jakarta, Kabupaten
Tangerang maupun Tangsel.
“Kami juga telah lama ingin mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
dengan menyediakan transportasi massal yang representative bagi warga,”
sambungnya.
Namun, lanjut Walikota dikarenakan investasi di bidang transportasi
yang mahal pihaknya saat ini hanya mengoptimalkan BRT yang pada tahun
ini baru ada satu koridor, yaitu Poris Plawad-Jatiuwung.
“Di Bandung per kilometernya Rp300 miliaran, meski akhirnya direvisi
lagi karena menggunakan perusahaan yang berbeda, menjadi sekitar Rp150
miliar,” paparnya.
Untuk itu, Walikota meminta PT Banten Metro Transisi Indonesia bisa
melibatkan para pengembang dalam pembangunan infrastrukturnya, selain
mengurangi ongkos investasi hal tersebut diharapkan juga akan lebih
mengefektifkan operasional LRT.
“Makanya trasenya mungkin nanti bisa disesuaikan dengan kondisi di
lapangan, karena beberapa waktu lalu saya pernah ngobrol dengan
pengembang seperti Alam Sutera mereka siap untuk berkolaborasi,”
ujarnya.
Jika jadi dibangun LRT yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota
Tangsel tepatnya dari Stasiun Rawa Buntu menuju Stasiun Batuceper akan
terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Kereta Bandara, KRL,
BRT dan juga MRT yang saat ini sedang dibangun.
Dengan panjang sekitar 22,3 KM LRT itu nantinya bisa diakses dengan
harga tiket terdekat Rp4.000 dan terjauh Rp10.500. “Makanya kalau bisa
segera dieksekusi biar tidak jadi wacana lagi,” tegas Walikota.
Sementara, Dirut PT Banten Metro Transit Indonesia, Thomas
menjelaskan untuk pembangunannya pihaknya telah membentuk konsorsium
yang salah satu anggotanya PT INKA. Pihaknya juga menjelaskan untuk
pembiayaannya murni bersumber dari perusahaan swasta.
“Pra FS sudah ada sejak tahun 2014. Dan sekarang FSnya sudah ada,”
jelasnya. “Kalau izin sudah keluar, lahan ready dua tahun selesai, dari
INKA sendiri untuk pengadaan keretanya menyanggupi 18 bulan,” tandasnya
0 comments:
Post a Comment