PANDEGLANG, (KB).- Dalam sepekan ini, sebanyak 35
desa yang tersebar 12 kecamatan di Kabupaten Pandeglang dilanda
kekeringan.Tidak saja kekeringan, warga yang berdomisili di tujuh
wilayah kecamatan mengalami krisis air bersih. Akibat bencana kekeringan
musim kemarau ini, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
telah menetapkan Pandeglang siaga bencana.
Kepala BPBD Pandeglang, Dadi Supriadi mengatakan, ketujuh wilayah kecamatan yang saat ini mengalami krisis air bersih di antaranya Cikeusik, Munjul, Picung, Sobang, Sukaresmi, Patia, dan Kecamatan Pagelaran.
Kepala BPBD Pandeglang, Dadi Supriadi mengatakan, ketujuh wilayah kecamatan yang saat ini mengalami krisis air bersih di antaranya Cikeusik, Munjul, Picung, Sobang, Sukaresmi, Patia, dan Kecamatan Pagelaran.
“Khusus wilayah Kecamatan Cikeusik dikategorikan daerah kekeringan
sangat parah, karena krisis air di wilayah itu melanda warga enam desa.
Sementara kekeringan melanda kecamatan lainnya masih relatif ringan per
kecamatan rata-rata hanya 2 desa yang mengalami krisis air,” kata Dadi
kepada Kabar Banten, Jumat (1/9/2017). Namun begitu, setiap harinya BPBD
telah menyalurkan air bersih ke- 17 desa yang terkena krisis air akibat
kekeringan. Saat ini BPBD tinggal menyalurkan air bersih untuk 18 desa
lainnya. “Satu kali pengiriman air bersih dengan kapasitas mobil tangki
6.000 liter, dan itu bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 200 kepala
keluarga (KK).
Hanya saja kami belum menghitung total kerugian yang dialami,
khususnya lahan persawahan. Karena BPBD sedang berkoordinasi dengan
Dinas Pertanian untuk mendata luas sawah yang puso.”Kalau untuk balong
jika kekeringan bisa dijual ikannya, tidak seperti sawah,” tutur Dadi.
Ia mengaku saat ini masih dalam kondisi puncak musim kemarau dan
diprediksi akan berakhir September mendatang. Tetapi jika kemarau
panjang melebihi bulan September, akan berdampak pasokan air bersih
berkurang. “Kami sudah membuat rencana aksi untuk mengusulkan pembuatan
sumur bor, menyiapkan mobil water treatment, atau teknologi tepat
sederhana dan pengiriman air,” ujarnya. Pihaknya meminta rehabilitasi
irigasi yang masih ada sumber air.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Hj. Irna Narulita meminta BPBD
bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian, untuk
segera beraksi mengatasi kekeringan. Langkah itu harus cepat dilakukan
guna mengamankan lumbung pangan, mengingat Pandeglang menjadi salah satu
lumbung pangan nasional. “Saya harap BPBD bersinergi dengan Ketapang
dan Distan untuk mengambil langkah cepat antisipasi kekeringan. Kalau
kekeringan lain seperti air bersih untuk minum, sanitasi, semua itu kan
sudah dikirim ke lokasi,” ucapnya.
Masih terkait kekeringan, Irna mengimbau masyarakat agar memanfaatkan
pasokan air bersih dengan bijak. Masyarakat diingatkan untuk bisa
membagi kebutuhan air saat musim kemarau. Selain itu, program pembuatan
embung dimasing-masing desa agar bisa dioptimalkan, untuk mengantisipasi
bencana kekeringan di masa mendatang. “Manfaatkan air bersih yang
disalurkan, jangan menghamburkan air. Dengan keterbatasan dan
ketersediaan air, masyarakat harus bisa membagi kebutuhannya di musim
kemarau. Kalau sawah butuh pompa, kami turunkan Alsintan,” katanya
0 comments:
Post a Comment